Indonesia memang terkenal dengan negara yang dikelilingi dengan gunung berapi atau yang disebut dengan ring of fire. Tidak hanya di daratan, di Indonesia juga memiliki gunung berapi gunung berapi yang terletak di bawah laut. Salah satunya adalah Gunung Banua Wuhu.
Apakah sudah mendengar tentang Gunung Banua Wuhu? Gunung tersebut merupakan gunung api bawah laut yang berada di kedalaman sekitar 5 meter dari atas permukaan laut dan letaknya di selatan Pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Masyarakat setempat menyebut Gunung Banua Wuhu juga dengan Gunung Mahangetang. Jangan salah, aktivitas gunung api bawah laut ini hingga saat ini masih tercatat dengan status aktif. Gunung ini akan mengeluarkan gas berupa gelembung-gelembung yang sangat panas. Ketika gelembung itu keluar suhu air laut akan menghangat sekitar 37-38 derajat celcius.
Jika Anda berenang di dekat gunung tersebut ketika sedang mengeluarkan gelembung, cobalah untuk menghindar apalagi memegang terumbu karang yang di sekitar gunung tersebut. Hal ini dikarenakan suhu gelembung yang keluar dari rongga terumbu karang sangat panas dan dapat menyebabkan tangan menjadi melepuh. Tetapi akan menurun drastis apabila sudah bersentuhan dengan air laut.
Sejarah mencatat Gunung Banua Wuhu telah mengalami enam kali periode erupsi. Pertama kali erupsi terjadi pada tanggal 23-26 April 1835. Pada saat itu gunung tersebut mengeluarkan aliran lava. Erupsi kedua terjadi pada 6-9 September 1889 Gunung Banua Wuhu mengekstraksi kubah lava dari kawah pusat.
Masih berlanjut, pada periode Juli-26 Desember 1895 gunung tersebut telah erupsi eksplosif normal dari kawah pusat. Erupsi keempat terjadi pada 17-18 April 1904. Periode kelima terjadi pada 27 Agustus 1904. Dari erupsi tersebut mengakibatkan terjadinya muntahan batu berasal dari kawah pusat yang menyembur hingga ke pantai Pulau Mahangetang.
Terakhir, Gunung Banua Wuhu erupsi cukup lama yakni pada periode 18 Juli 1918 hingga 1 Desember 1919. Kabarnya, erupsi yang terakhir kalinya tersebut merupakan erupsi terbesar yang pernah terjadi.
Meskipun terakhir kali erupsi terjadi pada ratusan tahun lalu, tetapi berdasarkan pengamatan gas solfatara yang berasal dari dalam gunung masih aktif keluar dari kawah pusat gunung tersebut.