Gula merupakan salah satu komoditas yang dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu produksi gula semut dari Indonesia, tepatnya di Magelang dikabarkan telah tembus pasar Malaysia, loh.
Produksi gula yang tembus ke pasar Malaysia ini berasal dari PT Nira Lestari International. Pabrik gula ini terletak di Dusun Semen, Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.
Sebelum bisa seperti sekarang, gula semut hasil produksi dari Magelang pernah dihargai sangat rendah oleh tengkulak hingga nilainya anjlok pada 2013. Namun, nasib baik pun berbalik ke arah mereka.
Kini mereka berhasil menjual produk gula semut dengan harga menembus Rp30 juta per ton. Bahkan setelah diproduksi dengan merek sendiri, harganya pun melonjak menjadi Rp150 juta per ton.
Berawal dari UMKM Kelompok Tani
Sedikit sejarah singkat mengenai tempat produsen gula semut di Magelang. Awalnya PT Nira Lestari International merupakan sebuah UMKM dari Kelompok Tani Wanita (KWT) yang hanya memproduksi dan menjual gula batok dari sadapan pohon kelapa.
Direktur Utama PT Nira Lestari Internasional Ella Rizki F.M mengatakan, pihaknya mulai mengenalkan produksi gula semut pada masyarakat pada 2012. Namun, saat perkenalan sempat mendapat pertentangan.
“Tapi dengan kesabaran, akhirnya banyak masyarakat yang paham. Kemudian mereka memproduksi dan menampung produksinya di unit pengolahan lahan atau UPH. Hingga akhirnya kami berinisiatif untuk mengekspor gula semut tersebut ke mancanegara,” tutur Ella.
Keberhasilan ekspor gula semut dari Magelang ini tak lepas dari bantuan pemerintah. Terutama dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, serta asistensi ekspor dari Bea Cukai Magelang.
Menurut Imam Sarjono selaku Kepala Kantor Bea Cukai Magelang dalam pelepasan ekspor gula semut, Bea Cukai akan terus berupaya mendorong pelaku UMKM agar berkesempatan naik kelas dan menjual produknya hingga ke pasar internasional.
Belum lagi mengingat jumlah UMKM di Indonesia saat ini tembus 64,2 juta atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Namun, kontribusi ekspor produk UMKM hanya 15,65 persen jika dibandingkan dengan produk dari pengusaha besar.
“UMKM memberikan kontribusi yang sangat signifikan untuk perekonomian bangsa. Hal ini yang terus Bea Cukai jaga dan tingkatkan. Selaras dengan tugas dan fungsi instansi ini sebagai trade facilitator dari industrial assistance,” kata Imam.
“Kami senang sekali karena produk gula semut dari Kabupaten Magelang bisa diekspor ke negara tetangga. Terlebih lagi, ekspor ini dilaksanakan secara langsung ke Malaysia tanpa melalui pihak ketiga,” ucapnya.