Tak hanya gula putih, di Indonesia rupanya ada beragam macam gula, loh. Mulai dari gula aren hingga gula palma. Istimewanya, menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, gula palma berpotensi menjadi komoditas ekspor dengan tingkat tinggi.
“Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia. Berdasarkan data terakhir yang kami miliki, kinerja ekspor produk berbahan dasar nira kelapa atau gula aren atau gula siwalan mencapai 36,5 ribu ton dengan nilai sebesar 49,3 juta pada tahun 2019, yang meningkat jadi 39,4 ribu ton dengan nilai 63,5 juta dolar di tahun 2020,” terang Reni.
Melihat perkembangannya dari tahun ke tahun, nilai ekspor gula berwarna coklat ini pun mengalami peningkatan. Sekalinya terjadi kenaikan nggak main-main, bisa mencapai puluhan juta dolar AS!
FYI, gula palma ada pemanis dengan bahan dasar nira pohon keluarga palam seperti kelapa, aren atau enau, serta lontar atau siwalan. Keberadaan gula ini memang nggak sepopuler gula putih, bahkan yang memproduksi gula ini bukan industri besar melainkan masih dikelola oleh industri kecil dan menengah.
Hal ini mendorong potensi IKM terus bertumbuh. Untuk di Indonesia sendiri terdapat dua sentra yang sukses menjadi pengekspor tersebut, yakni di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Walau sukses tembus pasar ekspor, tetapi IKM komoditas gula ini masih sering merasakan kendala. Persoalan ini umumnya seputar bahan baku yakni pencampuran gula rafinasi, penggunaan teknologi yang masih sederhana, dan kurangnya pengetahuan tentang penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).
Selain itu, ada pula masalah tentang akses pemasaran seperti branding, pemanfaatan pasar digital, dan pemenuhan persyaratan standarisasi produk yang diminta oleh ekspor.
“Dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut dan untuk meningkatkan kapasitas IKM gula palma dalam melakukan ekspornya, Kemenperin melalui Ditjen IKMA akan melakukan berbagai program pembinaan,” pungkasnya.
Pembinaan yang akan diberikan oleh pemerintah akan diwujudkan dalam bentuk pendampingan dan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) yang berguna untuk menerapkan sistem keamanan pangan yang lebih baik.
Mengenai gula berwarna coklat ini, Sobat sendiri sudah pernah mencoba, belum? Kalau belum pernah coba, beberapa kafe di Indonesia sebenarnya sudah mulai menggunakan gula jenis ini untuk penambah rasa manis, kok. Jadi, coba kunjungi beberapa kafe favorit di kota kamu, siapa tahu ada ketemu, nih!