Meningkatnya permintaan kapasitas listrik fasilitas pusat data membuat beberapa operator dan perusahaan digital dituntut untuk beralih mengembangkan fasilitas yang lebih ramah lingkungan. Oleh sebab itu, ada sebuah konsep yang bisa diajukan yakni green data center.
Green data center mulai mencuat karena kapasitas listrik fasilitas pusat data per awal tahun 2022 sudah mencapai 120 megawatt (MW). Gede banget, kan? Listrik di rumah saja minimal 450 VA, tuh, Sobat! Dan, permintaan kapasitas listrik ini bisa bertambah 10 kali lipat dalam satu dekade ke depannya.
Semakin tingginya permintaan kapasitas listrik pada perusahaan teknologi, maka emisi karbon yang dihasilkan juga bertambah. Peningkatan emisi karbon tersebut akan menjadi tantangan tersendiri. Nah, melalui konsep green data center, emisi karbon diharapkan dapat tereduksi.
Menurut Ketua Indonesia Data Center Provider, Hendra Surya, dikutip Harian Kompas edisi Rabu (31/08), sebanyak 74 persen dari total penduduk Indonesia menggunakan internet dan mengadopsi komputasi awan alias cloud. Selain itu, 19 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga masuk ke dalam ekosistem digital.
Tak hanya masyarakat, pemerintah juga berpartisipasi dalam penggunaan komputasi awan dan digital. Saat ini, sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia mulai bertransisi menuju sistem kota cerdas dengan sistem digitalisasi tersebut. Salah satunya adalah pelayanan publik serba daring. Nah, sistem serba daring inilah yang membutuhkan fasilitas pusat data.
Toto Sugiri, founder dan CEO PT DCI Indonesia mengamini bahwa permintaan kapasitas listrik untuk fasilitas pusat data di masa depan nantinya akan meningkat 10 kali lipat, jumlahnya mencapai 1.000 MW, Sob!
Dilansir FS Company, green data center nantinya bisa menampung server untuk menyimpan, mengelola, dan menyebarkan data. Inovasi ini dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan dengan memberikan efisiensi energi maksimum.
Terus, apa bedanya dengan pusat data biasa ya? Nah, kalau kata FS Company, perbedaan signifikan terletak pada pengaturan dan teknologi sistem internal yang secara efektif mengurangi konsumsi energi dan jejak karbon untuk perusahaan.
Menurut Komisaris Utama/Komisaris Independen PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Bambang Permadi Soemantri, pembangunan green data center bukan sekadar tren.
“Ketika mereka datang kepada operatur fasilitas pusat data, mereka akan bertanya sejauh mana pengelolaan pusat data mendukung pendekatan ramah lingkungan. Artinya semua pengusaha sekarang memang dituntut untuk bersama-sama menekan emisi karbon,” papar Bambang.
Kalau bisa dikatakan, sih, berbagai pelaku industri dari berbagai sektor kini dituntut untuk digitalisasi sekaligus menerapkan konsep digital yang ramah lingkungan. Sebab, mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh sektor industri akan beralih ke digitalisasi. Hal ini akan mengakibatkan ledakan ekonomi digital yang menghasilkan emisi karbon berlebih. Maka, konsep green data center diklaim dapat menjadi solusi.
Bambang juga menjelaskan lebih lanjut, upaya untuk membangun green data center tak sekadar perihal suplai listrik namun juga operasional operator fasilitas pusat data. Dikutip Harian Kompas edisi Rabu (31/08), suplai listrik bisa dikembangkan melalui penempatan pusat data di sebuah wilayah khusus yang memiliki akses langsung ke pembangkit listrik energi terbarukan.
Tak sekadar menyerap energi terbarukan, operator fasilitas pusat data tersebut nantinya harus mengembangkan sendiri pembangkit listrik energi terbarukan seperti surya atap, dan harus didukung oleh PLN.
Sedangkan pada operasional fasilitas pusat data, tiga perempat pusat data harapannya dapat melakukan pembaruan peralatan teknologi dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih cepat.
Sobat SJ, bayangkan kalau di Indonesia nantinya semua serba digital. Bisa-bisa, scene mobil terbang di film Back to The Future, kehidupan metaverse ala film Ready Player One, atau pacaran dengan AI berbasis operating system seperti di film Her bakalan bisa terjadi, tuh. Kalau green data center nantinya diterapkan di seluruh sektor di Indonesia, kamu berharap digitalisasi di Tanah Air sudah semaju apa, nih, Sobat?