Kabar gembira kembali datang untuk dunia pariwisata Indonesa. Setelah lama diusulkan hingga menjalani penilaian di bulan Juni 2022 silam, akhirnya Geopark Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan berhasil diakui menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark.
Kabar ini diterima oleh pihak pengelola Geopark Maros-Pangkep melalui surat elektronik. Penetapan masuknya Geopark di Sulawesi Selatan ini sebelumnya telah dibahas saat rapat Dewan Council UNESCO Global Geopark di Thailand.
“Alhamdulillah dalam rapat Dewan Council UGG telah diputuskan untuk menerima pengajuan Geopark Maros-Pangkep sebagai UNESCO Global Geopark,” ujar Dedy Irfan, General Manager Badan Pengelola, Geopark Maros-Pangkep, pada Senin (5/9/2022) melalui keterangan resmi.
Lebih lanjut, Dedy menyebutkan bahwa UNESCO akan segera melakukan pengumuman lebih lengkap dalam waktu dekat dan tinggal menunggu jadwal.
Dengan status masuknya Kawasan Geopark Maros-Pangkep ke dalam UNESCO Global Geopark, perhatian terhadap taman geologi ini diyakini akan meningkat dan menjadikan area ini tujuan wisata yang menarik. Ditargetkan, tidak hanya wisatawan dari dalam negeri saja yang banyak berkunjung, namun juga wisatawan mancanegara.
Ada Apa di Kawasan Geopark Maros-Pangkep?
Taman Geologi Maros-Pangkep terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), di mana luas wilayah Kabupaten Maros sekitar 1.619,12 km² dan Kabupaten Pangkajene beserta Kepulauannya sekitar 12.362,73 km².
Di kawasan geopark tersebut juga terdapat kawasan karts terbesar ke-2 setelah China Selatan. Karst merupakan daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air dipermukaan tanah selalu merembes dan mengalir ke dalam tanah.
Sebagai kawasan karst, taman geologi ini memiliki ratusan gua yang diyakini sempat ditinggali oleh manusia prasejarah. Tak hanya ditinggali manusia prasejarah saja, beberapa gua pun menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu sehingga tempat tersebut mendapat julukan “Kingdom of Butterfly”.
Maka dari itu, dengan keunikan-keunikannya, taman geologi ini dilengkapi dengan destinasi pariwisata berbasis alam dan berkelanjutan mulai dari biological site, geosite hingga cultural site.
Geosite yang dimaksud seperti Komplek Rijang Bantimala, Kompleks Metamorfik Patete Yang-Cempaga, Batuan Kerak Samudra Parenreng, dan lainnya. Sementara biological site seperti Hutan Keilmuan Bengo-Makkaroewa, Karaenta Primary Forest, Taman Kehati, Taman Botanik Tonasa, juga Taman Argo Botanik Puncak.
Lalu, cultural site terdiri dari Komplek Prehistorik Bellae, Taman Prehistorik Sumpang Bita, Situs Berburu, dan lainnya. Di Geopark Maros-Pangkep juga terdapat pusat informasi kebumian seperti formasi batuan, sejarah geologi hingga warisan geologi.