Baru-baru ini sedang menjadi pembicaraan dan trending soal salah satu gedung di Jerman yang dibangun menggunakan teknologi 3D printing. Teknologi ini merupakan hasil inovasi terbaru dari bidang konstruksi guna mempercepat proses pembangunan.
Berdasarkan kabar yang beredar, saat ini pembangunan gedung cetak tiga dimensi adalah yang terbesar di Eropa. Pembangunan gedung yang masih terus dilangsungkan ini berlokasi di Heidelberg, Jerman. Kabarnya konstruksi bangunan yang sudah di kerjaan Maret lalu akan rampung pada Juli mendatang, loh.
Dikutip Gizmochina via Tek.id, nantinya kalau gedung yang dibangun dengan menggunakan teknologi cetak tiga dimensi ini sudah finis dikerjakan, maka akan difungsikan sebagai data center di Heidelberg.
Total waktu untuk membangun proyek ini berkisar selama 140 jam kerja saja atau setara dengan 6 hari kerja. Selama prosesnya pembangunan gedung cetak terbesar ini terdapat dua orang yang hadir di lokasi untuk bertugas mengawasi kerja printer 3D.
Menurut Hans-Joerg Kraus selaku pengembangan proyek gedung cetak tiga dimensi ini memiliki ukuran yang panjang mencapai 55 meter, lebar 11 meter, dan tinggi 9 meter. Menariknya, nggak cuma teknologinya saja yang kelewat modern, tapi bahan beton untuk membangun gedung ini 100 persen dapat didaur ulang kembali, loh.
Berdasarkan penuturan dari Heidelberg Materials, material pada bangunan ini memiliki jejak karbon dioksida 55 persen lebih rendah dibandingkan dengan beton buatan konvensional.
Selain itu, dengan material tersebut akan memberikan peningkatan kebebasan desain dan hebatnya lagi kemungkinan 70 persennya penggunaan material teknik membangun pakai teknologi cetak dimensi akan lebih sedikit.
Teknologi yang Memudahkan Arsitek
Jangan salah, kecanggihan teknologi printer 3D ini juga dapat difungsikan sebagai saluran kreatif bagi para arsitek. Maksudnya adalah alih-alih biasanya jika membangun suatu gedung akan dituangkan beton pada permukaan datar dan dinding hingga membentuk sudut 90 derajat, justru dengan teknologi 3D printing membuat desain gedung lebih bekerja berlapis-lapis dan ditempatkan dari atas.
Adapun ciri khas dari bangunan cetak 3D adalah garis lapisan yang terletak pada dinding. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan ditutup oleh bahan tambahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan selain canggih alat inovasi tersebut juga membuktikan akan mempermudah arsitek apabila membangun gedung dengan bentuk melekuk dan melengkung.
Masa Depan Teknologi 3D Printing
Di samping itu, saat pengembang proyek gedung cetak 3D ditanya soal masa depan teknologi ini, dirinya yakin potensi alat ini di masa depan akan lebih cerah. Walaupun ia juga mengetahui tak semua proyek konstruksi bisa untuk percetakan tiga dimensi.
Agar lebih sempurna lagi, alat ini membutuhkan fitur arsitektur khusus yang tak bisa dicapai dengan pencetakan cara konvensional. Oleh karena itu, Kraus dan tim terus mengevaluasi proyek konstruksi lain yang menggunakan teknologi cetak tiga dimensi.
Di akhir, Hans-Joerg Kraus juga dengan tegas menambahkan bahwa tak seluruhnya konstruksi selama tahun 20 tahun ke depan akan dihasilkan dari teknologi printing 3D.