Gedung Perkantoran Ramah Lingkungan di Jakarta Masih Sedikit

Baru ada 18 gedung yang memenuhi kriteria Environmental, Social, and Governance (ESG).

gedung perkantoran ramah lingkungan

Gedung BRI salah satu yang menerapkan prinsip ESG. Sumber foto: jawapos.com

Indonesia gencar beralih menggunakan energi ramah lingkungan. Tak hanya di sektor industri namun juga di sektor gedung-gedung perkantoran yang menggunakan energi listrik setiap harinya. Ternyata, dari ratusan gedung di ibu kota Indonesia saat ini gedung perkantoran ramah lingkungan baru berjumlah 18 gedung.

Gedung yang telah bersertifikat hijau baik di dalam dan luar wilayah Central Business District (CBD) Jakarta, khusus di dalam CBD, terdapat 15 gedung bersertifikat hijau. Total luasnya mencapai 893.554 meter persegi atau hanya 13% dari total populasi ruang kantor di CBD Jakarta.

Menurut Senior Research Advisor, Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, permintaan untuk ruang kantor yang memenuhi kriteria Environmental, Social, and Governance (ESG) di CBD Jakarta masih sangat terbatas. Itupun paling banyak didominasi oleh perusahaan multinasional (MNC).

“Kepedulian para MNC untuk memiliki portofolio aset hijau yang berkelanjutan membuktikan komitmen mengimplementasikan rencana mitigasi dampak perubahan iklim untuk mencapai net zero carbon pada tahun 2030,” katanya di Jakarta, kemarin.

Memang, memiliki gedung berbasis ESG perlu merogoh kocek banyak karena lebih mahal 10% dari gedung non-ESG. Pemeliharaan ruang kantor ESG juga tercatat lebih tinggi 25% jika dibandingkan dengan kantor non-ESG.

Knight Frank Indonesia mencatat bahwa pada 2021 rerata harga sewa per meter persegi per bulan untuk ruang kantor yang memenuhi kriteria Environmental, Social, and Governance (ESG) di CBD Jakarta (Rp 304.461) lebih tinggi dibandingkan dengan yang non-ESG (Rp 240.106).

Akan tetapi, banyak lho keuntungan beralih ke gedung perkantoran ramah lingkungan. Operasional gedung berbasis ESG umumnya mampu menghemat 30-40% penggunaan energi dan 20-30% penggunaan air. Gedung ramah lingkungan bernilai lebih tinggi sekitar 10% dari yang non-ESG. Selain itu gedung kantor ESG juga potensial dilirik para investor yang peduli terhadap upaya meminimalisir dampak perubahan iklim di dunia.

“Di ranah regional dan global, keberadaan gedung kantor berbasis ESG menjadi salah satu prioritas dari investor maupun occupier,” tutur Rina Martianti, Associate Director Occupier Strategic & Solutions, Knight Frank Indonesia

Kalau kantor Sobat saat ini, kira-kira sudah masuk kriteria ramah lingkungan atau Environmental, Social, and Governance (ESG), belum nih?

Exit mobile version