Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas pada September 2023 mulai turun, Sob, baik dilihat dari durasi tahunan ataupun bulanan. Penurunan nilai ekspor non migas ini terjadi khususnya pada industri pengolahan dan pertambangan. Kok bisa?
Melansir Bisnis.com, nilai ekspor nonmigas turun pada September 2023 sebesar 19,35 miliar dolar AS. Nah, penurunan itu sebanyak 6,41 persen jika dilihat secara month-to-month. Sementara, secara tahunan, nilai ekspor menurun sebanyak 23,51 dolar AS per September 2022.
Menurut keterangan Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar W, penurunan secara bulanan terjadi pada seluruh sektor industri. Mulai dari sektor pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, dan lainnya, serta industri pengolahan.
“Di mana penurunan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan,” ujar Amalia, pada Senin (16/10/2023).
Terkait hal tersebut, nilai ekspor industri pengolahan diketahui mengalami penurunan sebanyak 15,41 miliar dolar AS per September 2023 dari sebelumnya 16,33 miliar pada Agustus 2023. Bahkan sekalipun dilihat secara tahunan, ekspor industri pengolahan turun dari capaian 16,94 miliar pada September 2022.
Dari perolehan tersebut dapat dipastikan bahwa industri pengolahan mengalami kemerosotan cukup besar ketimbang tiga bulan lalu dan tahun sebelumnya. Faktor penyebabnya didorong oleh harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO, pakaian jadi, tekstil, sepatu olahraga, peralatan listrik, dan pakaian jadi rajutan.
Walaupun alami penurunan, kontribusi industri pengolahan terhadap kinerja ekspor per September masih jadi yang terbesar. Kalau diurutkan berdasarkan sektornya, total ekspor nonmigas sebesar 19,35 miliar dolar AS terjadi pada sektor pertanian dan kehutanan.
Di sisi lain, sektor perikanan berkontribusi sebesar 40 miliar dolar AS, untuk industri pertambangan dan lainnya senilai 54 miliar dolar AS, dan sektor industri pengolahan sebesar 15,41 miliar dolar AS.
“Nilai ekspor nonmigas mengalami penurunan secara tahunan pada semua sektor. Penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya, yaitu sebesar minus 41,93 persen,” katanya.
Kalau secara keseluruhan, nilai ekspor per September mencapai 20,76 miliar dolar AS atau turun 5,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan nilai ekspor ini terjadi pada golongan barang lemak dan minyak hewan nabati sebesar 20,45 persen.
“Kemudian bijih logam, terak, dan abu turun 23,8 persen. Pakaian dan aksesoris turun 48,45 persen, dan bahan bakar mineral turun 5,25 persen,” ujarnya.