Pusat Penelitian Geosains Jerman, GFZ baru-baru menemukan sebuah gunung berapi bawah laut di Antartika dan memicu aktivitas seismik terbesar yang pernah tercatat di wilayah tersebut.
Akibat dari aktivitas seismik gunung berapi bawah laut di Antartika tersebut juga akan memicu 85 ribu kali gempa dalam rentang empat Bulan. Hal ini diungkapkan oleh seismolog bernama Simone Cesca.
Penulis studi sekaligus seorang seismolog di Pusat Peneliti Geosins Jerman GFZ itu menjelaskan, jika gempa dari gunung berapi tersebut sebenarnya sudah lama tidak aktif, namun karena adanya magma panas yang berinteraksi dengan kerak Bumi, diperkirakan akan memunculkan guncangan dari dalam Bumi atau gempa.
“Ada instrusi serupa di tempat lain di Bumi, tetapi ini adalah pertama kalinya kami mengamati di sana. Biasanya, proses-proses ini terjadi dalam skala waktu geologis [yang tidak sesuai dengan rentang hidup manusia]. Jadi di satu sisi, kita beruntung melihat ini,” tulis Simone Cesca seperti dikutip GFZ.
Beberapa rentetan gempa akan terjadi di sekitar Orca Seamount, dekat dengan King George Island di Antartika yang disebabkan oleh gunung berapi bawah laut non-aktif setinggi 900 meter yang terletak di Selat Bansfield antara Kepulauan Shetland Selatan dan ujung barat laut Antartika.
Diketahui, menurut catatan Polar Science di wilayah tersebut lempeng tektonik Phoenix berada di bawah lempeng benua Antartika sehingga menciptakan rangkaian zona patahan, meregangkan beberapa bagian kerak dan membuka celah di tempat lain.
Mengenai gempa sendiri sebenarnya telah dirasakan oleh para ilmuwan yang berada di Pulau King George. Dua gempa terbesar berkekuatan magnitudo 5,9 telah terjadi pada Oktober 2020 dan gempa berkekuatan magnitudo 6,0 pada November 2020.
Akibat dari gempa tersebut sekitar 11cm tanah di King George Island pun bergeser. Namun hanya 4 persen dari perpindahan itu yang dapat dijelaskan secara langsung. Setelah dua gempa itu, aktivitas seismik dari gunung bawah laut pun mulai berkurang.