Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto mengungkapkan hal yang mengejutkan nih, melalui akun Twitter pribadinya. Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 34 juta data paspor warga RI bocor dan viral di media sosial.
Teguh Aprianto pun menyebut, jika kebocoran 34 juta data paspor warga RI diduga dilakukan oleh Bjorka. Kita ketahui bersama, Bjorka sendiri merupakan hacker yang telah membocorkan beberapa data penting dari Indonesia.
“Buat yang udah pada punya paspor, selamat karena 34 juta data paspor baru aja dibocorkan & diperjualbelikan,” tulis Teguh Aprianto pada Rabu (5/7).
Adapun data yang dipastikan bocor di antaranya nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin dll. Atas bocornya data tersebut, pendiri Ethical Hacker Indonesia ini pun menanyakan tugas Kemkominfo dan BSSN RI dalam menangani pencurian data masyarakat Indonesia.
Selain itu, Teguh juga menambahkan bahwa kebocoran data tersebut memberikan sampel sebanyak 1 juta data. Dan yang lebih mengejutkan lagi, data yang bocor valid dengan timestamp antara 2009 hingga 2020.
“1 juta data sampel yang diberikan terlihat valid dan ini memang Bjorka yang sama jika dilihat dari dominan yang dia gunakan,” ujar Teguh, seperti dikutip CNN Indonesia.
Di sisi lain, akun Telegram, Twitter, dan Breach Forums Bjorka mengungkapkan bahwa kebocoran data paspor yang dilakukan pada 2022 tersebut telah diunggah di blog Bjork.ai. Namun sayangnya, alamat blog ini belum pernah terungkap.
Dalam unggahan blog memuat sederet informasi terkait data paspor, mulai dari ukuran, tanggal, isi data, hingga harga jual untuk data tersebut. Mengenai harga, Bjorka mematok harga sebesar US$10 ribu atau sekitar Rp150 juta untuk 34 juta data paspor yang telah bocor.
Sedangkan bagi yang berminat melihat sampel data atau melihat terlebih dahulu data baru yang didapat, Bjorka mematok harga sebesar US$1 juta.
Mengetahui informasi ini, banyak netizen mengaku pasrah dan tidak tahu harus berbuat apa setelah mengetahui kasus yang kembali terjadi sejak tahun lalu. Bahkan ada akun Twitter bernama @albinsuganda pesimis kepada pihak berwenang yang menangani kasus ini, lantaran tidak mendapat informasi lebih lanjut tentang penanganan kasus bocor data yang lama.
“Udah kebal sama bocor gnian. Sejak apps covid itu bocor juga ga ada progress pencegahan terbarukan?” ujarnya.
Sindir Istilah ‘Negara Open Source’
Atas viralnya informasi ini, warganet lainnya pun ramai-ramai menyindir istilah ‘negara open source’ saat Bjorka beraksi pada 2022 lalu. Kira-kira, apakah pemerintah akan belajar dari kesalahan ini?