Siapa dari kalian yang waktu masih kecil doyan main gasing? Seiring kemajuan zaman, permainan tradisional tersebut makin jarang dimainkan, Sob. Apalagi generasi masa kini lebih memilih gawai dibandingkan permainan tradisional. Padahal permainan ini rupanya memiliki filosofi seputar kehidupan, loh.
Jika boleh flashback, hampir seluruh anak-anak di Indonesia dari Sabang sampai Merauke pasti bermain gasing. Uniknya, permainan ini memiliki ciri khas pada setiap daerah. Jika di Jakarta mainan ini disebut gasing, maka berbeda lagi jika di Kalimantan yang menyebutnya begasing.
Gasing di Maluku disebut dengan apiong, Sulawesi Utara menyebut mainan ini dengan plong, lalu Sulawesi Selatan memberi nama manggasing, dan Jawa Barat mengenalnya sebagai panggal.
Selain penyebutannya beda, pada setiap daerah memiliki bentuk gasing yang bervariasi. Ada yang bulat, lonjong hingga elips. Namun apapun bentuknya, permainan ini kerap identik dengan bentuk mahkota pada bagian atasnya yang berfungsi sebagai tempat tali akan diputar.
Kalau dari segi bahan ada tiga macam yakni plastik, logam, dan kayu. Lalu bagian talinya terbuat dari kulit pohon yang menggunakan efek giroskopik.
Melansir BBC, permainan tradisional ini merupakan Warisan Budaya Tak Benda di UNICEF. Meskipun demikian, permainan ini kian tergerus oleh zaman bahkan hingga terancam punah. Wah, daripada punah alangkah baiknya kita lestarikan permainan tradisional ini, Sob, agar generasi di masa depan bisa menikmati pula permainan unik ini.
Filosofi Permainan Gasing
Permainan yang sebagian besar dimainkan oleh anak laki-laki ini ternyata punya filolsofi menarik. Dari gasing, kamu bisa belajar tentang keseimbangan hidup. Artinya, dalam hidup ini kamu harus bisa menyeimbangkan ucapan dan perbuatan agar bisa bertahan lebih lama alias survive, Sob!
Bernostalgia dengan mengingat permainan yang pernah dimainkan semasa kanak-kanak memang punya cerita tersendiri. Namun siapa sangka dibalik permainan tradisional ini, gasing memiliki filosofi kehidupan yang mendalam dan menarik untuk dikulik. Apalagi ternyata filosofinya tentang keseimbangan dalam kehidupan, bikin makin meleleh ketika mengetahuinya! Siap untuk memainkan mainan ini lagi, Sob? Ajak adik atau kakak kamu, gih!