Mungkin, permainan gasing saat ini sudah sangat jarang ditemui bahkan dimainkan oleh anak-anak muda. Mainan yang dimainkan dengan menggunakan tali ini di masa jayanya sangat populer hampir di negara-negara Asia. Di Indonesia sendiri, gasing memiliki nama-nama yang beragam, seperti di Lombok Timur, permainan yang disebut begasingan ini memiliki jenis gasing khas bernama Gasing Lengker.
Dalam ceritanya, Gasing Lengker punya rentang kisah yang cukup unik, salah satunya adalah permainan tradisional ini tidak hanya dimainkan oleh anak muda saja melainkan orang tua. Sedangkan mengenai begasingan, permainan ini dahulu membutuhkan keterlibatan para petani sampai keterlibatan teknologi mesin yang turut menciptakan inovasi gasing di Lombok Timur.
Di zaman dahulu, kebanyakan masyarakat menghabiskan waktu luang mungkin dengan bercengrama atau memilih untuk bermain bersama. Seperti halnya para petani di Lombok Timur, yang mengisi waktu luangnya dengan bermain gasing setelah usai menyelesaikan aktivitas menanam padi dan masa panen.
Bisa dibilang juga, bagi para petani di Lombok Timur, permainan gasing merupakan alat untuk memelihara hubungan sosial dan sebagi sarana hiburan. Melalui permainan tersebut mereka menghibur diri bersama-sama sekaligus menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan gasing.
Bentuk gasing di tiap zamannya pun selalu berubah-ubah. Begitu pun dengan di Lombok Timur, wujud gasing telah mengalami penyesuaian. Mulanya gasing di Lombok Timur ini berbentuk bulat seperti telur sehingga disebut sebagai gasing telor.
Gasing berbentuk bulat kecil ini pun kemudian menjadi pipih dengan menggunakan lingkaran besi baja pada bagian luar badan gasing. Alhasil, di era seperti sekarang wujud gasing di Lombok Timur khususnya suku Sasak memiliki bentuk khas yang disebut gasing lengker.
Dengan bentuk yang semakin unik. gasing lengker tidak hanya dimainkan oleh anak-anak dan remaja saja. Tetapi, orang-orang tua masyarakat Sasak pun turut bermain bersama. Inovasi bentuk khas gasing di Lombok Timur tak lepas dari para pengrajin lokal yang memanfaatkan teknologi, seperti bentuknya yang pipih dan menggunakan lingkar besi baja.
Desain tersebut dilakukan dengan masuk untuk mempertahankan gasing dari kerusakan saat bermain maupun dalam pertandingan. Pemanfaatan teknologi mesin bubut pun turun memudahkan pemasangan lingkaran besi baja pada gasing.
Penemuan tersebut berdampak pula pada pelestarian kayu sebagai bahan utama dari gasing di Lombok Timur. Untuk harganya sendiri, gasing khas Lombok Timur tersebut mampu menjadi prospek cerah para pengrajin gasing. Tercatat, pengrajin gasing dapat menerima pendapatan berkisar antara 300 – 400 ribu rupiah per gasing.
Sedikit informasi saja, di berbagai daerah di Indonesia nama gasing berbeda-beda, seperti di Lampung dengan sebutan pukang, Jawa Timur menyebut dengan nama kehkehan, Maluku dengan nama apiong dan Paki di wilayah Sulawesi Utara.