Taman Nasional Tambora yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat baru saja kehadiran satu anggota baru yaitu Elang Flores yang diberi nama “Febri”. Kelahiran ‘Garuda dari Timur’ ini pun terekam oleh salah satu video berdurasi 1.30 menit yang viral di sosial media.
Diketahui, keberadaan Elang Flores ini sebenarnya telah dipantau cukup lama yakni saat penemuan sarang di Karyasari pada 21 Oktober 2021. Pada Februari 2022, tim konservasi Taman Nasional Tambora pun menambah jadwal pantauan aktivitas sepasang ‘Garuda dari Timur’ Elang Flores di sarang tersebut.
Hasilnya, pada 19 Februari 2021 sepasang Elang Flores tersebut berhasil mengeluarkan satu butir telur. Usai bertelur, tepatnya pada 5 Maret 2022 terpantau aktivitas induk Elang Flores betina mengeram di sarang, sedangkan untuk pejantan mengawasi lingkungan sekitar.
Kemungkinan besar, “Febri” anak Elang Flores menetas dari telur sekitar tanggal 10-15 Maret 2022. Dugaan ini diambil karena pada 26 Maret 2022 terlihat “Febri” telah berusia antara 1-2 minggu. Apalagi nampak sang induk mulai mengalami perubahan bulu pada dadanya dan sibuk mengumpulkan makanan.
“Seekor Elang Flores telah berhasil menetas dengan selamat. Tentunya hal ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi dunia konservasi. Kelahiran anak Elang Flores yang diberi nama “Febri” ini merupakan salah satu pencapaian yang luar biasa dari usaha pelestarian salah satu satwa terancam punah ini,” tulis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui akun Facebook-nya pada Sabtu (2/4/2022).
Sedikit informasi saja, Elang Flores merupakan salah satu jenis raptor endemic yang berasal dari keluarga Accipitridae dan Genus Nisaetus. Memiliki panjang tubuh sekitar 60 sampai 79 cm, Elang Flores identik dengan kepala berbulu putih dengan garis-garis coklat pada mahkota.
Tubuh bagian atas berwarna coklat kehitaman dengan dada dan perut putih berpalang coklat kemerahan yang tipis. Untuk bagian ekor biasanya memiliki enam garis gelap dan kaki berwarna putih. Elang Flores sendiri sering disamakan dengan Elang Brontok, karena memiliki bentuk yang sama. Namun pada dasarnya, jenis Elang Flores berbeda dari Elang Brontok.
Biasanya, habitat Elang Flores berada di hutan pegunungan dengan ketinggian 1.600 m di wilayah Flores atau tersebar di Taman Nasional Tambora hingga di perbatasan Taman Nasional Rinjani, termasuk dua pulau dekat Sumbawa, yakni Pulau Satonda.
Sayangnya, banyak masyarakat setempat sering memburu ‘Garuda dari Timur’ ini karena dianggap sering memangsa peliharaan warga. Menurut catatan Gjershaug et al (2004), Elang Flores ini diperkirakan keberadaannya kurang dari 100 pasang. Sedangkan Rahrjaningtrah dan Rahman (2004) mencatat populasi Elang Flores ini tinggal 73 sampai 75 pasang, berdasarkan ekstrapolasi dari perkiraan ukuran jelajah 38,5 km persegi.