Sekilas, karung goni terlihat sepele dan dipandang sebelah mata karena tidak bisa dijadikan barang bernilai ekonomis apalagi memiliki harga tinggi. Dengan alasan, karung goni hanya dijadikan tempat menaruh bahan pangan hingga barang lainnya. Namun siapa sangka, pemuda asal Medan yang bernama Firza Fahdi berhasil ‘menyulap’ karung goni menjadi barang (tas) bernilai tinggi.
Ya, berkat keterampilan dan ide kreatif Firza Fahdi, produknya sampai diminati oleh konsumen dari luar negeri. Diketahui, Firza merupakan seorang mantan mahasiswa jurusan arsitektur di salah satu universitas di Medan. Namun ketika ia memutuskan keluar dari dunia arsitek yang ia geluti, ia malah menemukan kegiatan menyenangkan sekaligus memberikan cuan bersama Sang Ibu, yaitu mengerjakan tas berbahan karung goni bekas ini.
“Awalnya saya ada di dunia arsitek, kemudian saya ada di beberapa saat berhenti dan akhirnya saya mencoba hal baru lagi. Nah, saat berhenti itu saya ‘berkenalan’ dengan karung goni ini,” kata sosok inspiratif kita kali ini, Firza Fahdi.
Saat merintis usaha tersebut, ia memulainya dengan mengumpulkan stok karung goni bekas yang dimilikinya, membuat rancangan hingga berkonsultasi dengan ibunya terkait model dan desain tas. Kebetulan ibu Firza juga memiliki kemampuan menjahit, sehingga mereka berdua membuat tas dengan model yang telah disetujui.
“Kebetulan mamah saya itu bisa menjahit, dan akhirnya kita coba kolaborasi dan menanyakan ke mama apa bisa karung goni dibuat semacam tas? Lalu mamah bilang, ya dicoba saja dulu. Akhirnya alhamdulillah tas ini bisa diterima oleh teman-teman sampai kalangan masyarakat juga,” katanya.
Sedangkan untuk model tas yang dibuat Firza kebanyak tas dengan model jinjing dan selempang. Tas yang ia buat kebanyakan tidak terlalu besar. Kita ketahui bersama, karena karung goni identik dengan bahan yang terbilang mudah membuat kulit gatal, Firza pun mengakalinya dengan melapisi karung dengan kain. Tidak hanya tas, Firza pun juga membuat produk lainnya seperti topi.
Produk-produk yang dibuat Firza, dibanderol dengan harga mulai dari Rp60 ribu hingga Rp300 ribu. Hingga saat ini, produknya pun sudah banyak terjual hingga ribuan buah.
“Kalau omset penjualannya tidak menentu sih terkadang sebulan bisa Rp3 juta atau Rp1 juta, pernah juga Rp5 juta,” tuturnya.
Untuk pembelinya, Firza menyebutkan tak hanya berasal dari kota Medan namun juga ada luar provinsi hingga luar negeri.
“Konsumen respek dengan produk kami. Selain berkualitas dan bergaya, juga ramah lingkungan,” jelas Firza.
Bisnis yang ditekuninya di masa pandemi ternyata juga tak hanya menopang dirinya dan keluarganya namun bisa membantu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat maupun teman-temannya yang terdampak pandemi Covid-19. Ya, Firza juga kemudian melatih masyarakat di daerahnya untuk membuat barang berharga dari karung goni bekas.
View this post on Instagram
Ia memiliki harapan, kelak suatu saat nanti produk hasil olahan karung goni bekas tersebut bisa makin go international. Saat ini ia sedang berusaha membangun jaringan ke negara-negara lainnya seperti di Asia dan Eropa.
“Ketika kita ingin memulai sesuatu ada baiknya dicoba dulu. Karena begitu kita tidak berani memulai, kita tidak tahu di mana letak kegagalan dan keberhasilan kita. Tentunya kita harus berani berjuang dan berani berubah,” pesannya.