Kabar baik datang dari Mouly Surya, sutradara perempuan Indonesia yang beberapa waktu lalu baru saja mengumumkan bahwa film ketiganya telah masuk dalam program spesial Busan International Film Festival (BIFF) 2021 yang bertajuk “Wonder Woman Movies”.
Wonder Woman Movies sendiri merupakan program spesial yang menghadirkan film-film Asia terbaik dari karya sutradara wanita, salah satu film karya milik Mouly Surya tersebut adalah “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak”
Film tersebut berkisahkan tentang perjalanan seorang janda muda bernama Marlina yang diperankan oleh Marsha Timothy yang mencari penebusan dan pemberdayaan dari beberapa orang yang telah menyakitinya.
Mouly mengumumkan kabar bahagia tersebut melalui unggahan di akun Twitter pribadi miliknya @moulysurya.
“Busan International Film Festival menghadirkan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak sebagai salah satu dari sepuluh film Asia terbaik yang disutradarai perempuan, film ini ditayangkan bersama dengan pembuat film luar biasa seperti Mira Nair, Naomi Kawase, Samira Makhmalbaf, Ann Hui dan Nadine Labaki,” tulisnya.
Busan Int Film Festival is presenting Marlina the Murderer in Four Acts as one of the ten best female directed Asian films along with amazing filmmakers such as Mira Nair, Naomi Kawase, Samira Makhmalbaf, Ann Hui and Nadine Labaki. Truly honored ♥️ Thank you @busanfilmfest pic.twitter.com/yGBksi1Wa6
— Mouly Surya (@moulysurya) August 25, 2021
Unggahannya tersebut sontak membuat para pengikutnya di Twitter ikut merasakan bahagia dan juga bangga. Ia juga mendapatkan banyak ucapan selamat dari pengikutnya tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Mouly memberikan pernyataannya melalui director’s note yang dirilis, “Saya tidak tahu kapan saya mulai menyebut film ‘Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak’ seolah-olah—atau dia—adalah sebagai seseorang. Mungkin saat itu saya melihat seorang wanita memegang poster ‘Marlina’ di Women’s March,” cerita Mouly dalam pernyataannya.
“Atau ketika Saya menerima ratusan fan art Marlina, yang awalnya saya pikir film tersebut adalah ‘arthouse’. Atau setiap kali ada diskusi tentang hak-hak perempuan atau kejahatan seks dan orang-orang di internet akan mengangkat ‘Marlina’,” lanjutnya.
Dirinya juga berpendapat bahwa penggambaran Marlina dalam film tersebut ternyata dapat menginspirasi serta menyentuh hati penonton.
“Saya melihatnya menginspirasi dan menyentuh hati penonton, beberapa gambar tertentu mengingatkan orang pada film tersebut,”ujarnya.