Film Dokumenter Pesantren Tayang Secara Daring

Mengisahkan kehidupan santri dan guru di sebuah pesantren yang menganut nilai demokratis dan inklusif.

Film Dokumenter Pesantren_3

Film dokumenter Pesantren. (Foto: Bioskop Online).

Sobat penyuka tontonan film, bersiap-siap ya, ada film dokumenter Pesantren yang bakal tayang secara daring. Sebagai film dokumenter, Pesantren menyajikan cerita sinematik realitas kehidupan pembelajaran bersama antara santri dan guru. 

Setelah diputar secara terbatas di bioskop nasional tahun lalu, film Pesantren akan menjumpai penonton di layanan menonton daring Bioskop Online mulai 24 Mei 2023. Film ini merupakan karya dari Shalahuddin Siregar atau akrab disapa Udin, seorang sutradara film Indonesia yang dikenal lewat karya-karya dokumenternya.

Penayangan film Pesantren secara daring ini seakan menjawab permintaan banyak pencinta film. Film ini telah mendapat sambutan hangat di beberapa ajang festival film internasional, antara lain dalam kompetisi XXI Asiatica Film Festival 2020 dan International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) 2019. Film ini juga telah tayang di Madani International Film Festival 2022 dan sempat ditayangkan di The University of British Columbia pada Maret 2022.

Pesantren merupakan film dokumenter ketiga karya Udin yang mengundang penonton untuk menyelami kehidupan penghuni Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy, salah satu pesantren tradisional terbesar di Cirebon, Jawa Barat.

Para santri di pesantren ini dididik untuk berpikir kritis, mendukung kesetaraan gender, dan menghargai keberagaman. Pesantren ini unik dan istimewa karena sekalipun tradisional, ia dipimpin oleh seorang perempuan—hal yang jarang sekali ditemukan di sebuah pesantren dengan santri laki-laki dan perempuan.

Di pondok pesantren yang dikepalai Nyai Masriyah ini juga menyelenggarakan kegiatan musik, kompetisi komedi tunggal (stand up comedy), dan diskusi antara guru dan santri membahas isu aktual.

Dalam sejumlah adegan, Pesantren menggambarkan sosok lelaki yang bisa menjadi orang yang penuh perasaan. Sebaliknya, perempuan pun mampu menjadi pemimpin. Dengan sudut pandang khas, film ini ingin menunjukkan cermin kehidupan di dalam pesantren yang kontras dengan stigma kolot yang dilekatkan pada pesantren.

Sosok-sosok dalam film ini memantik kesan munculnya harapan baru untuk Indonesia, sekaligus menyatakan bahwa Islam itu damai, sejuk, moderat, dan toleran. Sebuah nilai kemanusiaan yang secara lantang dan lugas disisipkan Udin dalam karya film dokumenternya.

“Pesantren juga sering dituduh kolot dan tidak berkembang. Saya terganggu dengan stigma ini, tetapi meskipun beragama Islam, saya tidak punya pengetahuan yang cukup tentang pesantren. Karena itulah saya membuat film ini, untuk mencari tahu seperti apa sebenarnya kehidupan di pesantren,” ungkap Shalahuddin, dalam rilis pers yang diterima Sampaijauh.com.

Film Dokumenter Pesantren_2
Shalahuddin Siregar, sutradara film dokumenter Pesantren. (Foto: Bioskop Online).

Dokumenter Ketiga

Bagi Sobat yang kepo sama Udin, perlu diketahui, sebelumnya dia telah menelurkan dua karya film dokumenter berjudul Negeri di Bawah Kabut (2011) dan Lagu untuk Anakku (2022).

Negeri di Bawah Kabut bercerita tentang kehidupan masyarakat petani di Desa Genikan yang berada di kaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Film ini memenangkan Muhr Asia Africa Special Jury Prize, Dubai International Film Festival untuk kategori film dokumenter.

Adapun Lagu untuk Anakku (2022) merupakan dokumenter tentang para penyintas tragedi 1965. Selama di penjara, sebagian dari penyintas aktif menulis lagu tentang ibu, anak, dan kisah cinta. Lebih dari 50 tahun kemudian, sekelompok penyintas tersebut mendirikan paduan suara Dialita, yang fokus untuk menyanyikan lagu-lagu yang dibuat di penjara, dan lagu-lagu yang pernah dibungkam pada masa Orde Baru.

Udin aktif mengikuti serangkaian lokakarya termasuk Berlinale Talents, IDFA Academy, dan Tokyo Talents. Sebagai karya dokumenter panjang ketiganya, Pesantren sayang untuk kamu lewatkan.

Sobat bisa membeli tiket film Pesantren seharga Rp15 ribu (normal), atau kamu bisa mendapatkan harga khusus pre-sale senilai Rp10 ribu yang bisa dipesan mulai 15 hingga 23 Mei 2023. Masa akses film yang dipesan ialah 48 jam. Yuk, segera kunjungi situs www.bioskoponline.com dan melalui aplikasi Bioskop Online, yang dapat diunduh lewat Google Play Store atau App Store.

Dengan membeli tiket film Pesantren, penonton juga ikut berbagi, karena sebagian dari setiap pembelian tiket akan di donasikan ke Rumah Zakat. Donasi akan disalurkan dalam rangka membantu pesantren dan santri di desa berdaya binaan Rumah Zakat.

Nah, kapan lagi, Sob, nonton film sambil berdonasi? Cus, meluncur ke Bioskop Online!

Exit mobile version