Tiga mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terdiri dari Angela Thrisananda Kusuma, Salma Yasifa dan Yumna Dzakiyyah, baru-baru ini berhasil memukau para juri dan peserta event internasional bertajuk L’Oréal Brandstorm 2022. Masuk dalam kategori Tech Track, ketiganya diketahui mengalahkan 83.000 tim peserta lainnya dari berbagai negara.
Mewakili Indonesia dengan nama Mon Soleil, tiga mahasiswi ITB tersebut menjadi yang terbaik di kompetisi L’Oréal Brandstorm 2022 setelah memperkenalkan inovasi hyper-personalized skincare berbasis HyperSync.
Inovasi ini diciptakan setelah salah satu anggota tim Mon Soleil, yakni Yumna Dzakiyyah mengeluhkan tentang masalah kulit karena hormon pada dirinya. Keluhan tersebut akhirnya didiskusikan bersama kedua rekannya, yakni Angela dan Salma untuk menemukan solusi atas permasalahan kulit yang dialami oleh Yumna.
Alhasil, ketiganya pun memiliki ide untuk mengembangkan inovasi hyper-personalized skincare berbasis HyperSync bersama beberapa dosen di ITB.
“Kita coba kontak Dosen SITH yang spesialisasi endokrinologi, Dr. Lulu Lusianti Fitri, M.Sc., juga Dosen SF Amirah Adlia, S.Si., M.Si., untuk validasi awal. Setelah itu, kita validasi alat ke Dosen STEI, Isa Anshori, PhD, bahkan kita sempat ke dermatologist untuk validasi ide ini. Jadi, kita memang multidisiplin, mendapat banyak bantuan dari professional, dosen, termasuk L’Oréal Indonesia,” terang Yumna Dzakiyyah seperti dikutip situs resmi ITB pada Sabtu (2/7/2022).
Adapun kesuksesan tim Mon Soleil pada kompetisi bertaraf internasional tersebut tak lepas dari perbedaan latar belakang dari setiap anggotanya. Perbedaan tersebut menjadikan fondasi yang kuat dari ketiganya.
“Background tim kita diverse. Aku dari jurusan Sains dan Teknologi Farmasi, Yumna dari Teknik Elektro, dan Angel dari Kewirausahaan. Jadi, kita bisa bagi peran berdasarkan ilmu yang kita punya. Ide kita itu berbasis hormon sama digital, jadi bagian hormon, seperti jenis produk atau serumnya itu bagian aku, untuk teknikal dan digitalnya bagian Yumna dan bisnis, marketing atau partnership itu bagian Angela,” tambah Salma.
Sekedar informasi saja, L’Oréal Brandstorm merupakan kompetisi bertaraf internasional yang memperlombakan inovasi di bidang kecantikan. Tidak hanya produknya saja yang dinilai, melainkan bisnis yang akan dijalankan pun dinilai oleh tim juri.
“Karena L’Oréal Brandstorm di mana ini innovation competition, bukan hanya lomba business case biasa, jadi inovasinya harus bisa kita sampaikan end-to-end-nya dari sisi teknikalnya hingga sisi bisnisnya,” tutup Angela.
Dalam mengikuti kompetisi tersebut, tim mahasiswi dari ITB ini pun mengaku sempat kesulitan karena latar belakang anggota yang berbeda-beda. Salah satunya adalah jadwal tiap anggota yang sulit disamakan, mulai dari sibuk membuat skripsi hingga jadwal kegiatan di kampus.
Mengenai pengembangan HyperSync sendiri, Mon Soleil menjelaskan jika terdapat kompleksitas dari produk yang mereka buat. Tim Mon Soleil pun harus mencari orang yang sekiranya capable dalam memvalidasi produk yang mereka buat.
Selanjutnya, usai memenangkan kompetisi L’Oréal Brandstorm 2022 rencananya HyperSync buatan tiga mahasiswi hebat ITB ini akan diperkenalkan di Paris dan memulai intrapreneurship di bawah naungan kampus startup terbesar dunia, Station F.
Diharapkan, di masa depan HyperSync garapan tim Mon Soleil ini dapat menjadi solusi all-in-one yang terintegrasi untuk masalah kulit yang bisa muncul di masa mendatang.