- Tradisi ini terangkum dalam kitab sastra Chunqiu
- Dipercaya mampu hapuskan karma jahat dan datangkan karma baik
Sobat, dalam perayaan tahun baru Imlek akan ada tradisi dimana seseorang bakal melepaskan hewan ke alam bebas. Pernah lihat? Jika iya, inilah yang disebut dengan fang sheng. Tradisi ini berasal dari dua kata yakni fang berarti ‘melepaskan’ dan sheng adalah ‘makhluk hidup’.
Dalam jurnal Life Liberation in Chinese Buddhism karya Lei Xiaoli, dijelaskan bahwa fang sheng atau yang disebut juga dengan life liberation merupakan tradisi China lawas yang bahkan terekam dalam kitab sastra Chunqiu (722-481 SM), diperkirakan sekitar 6 abad yang lalu, Sob.
Menurut jurnal Lei disebutkan kalau menteri Jin yang menjabat periode musim semi dan musim gugur tertarik pada tradisi life liberation setiap tahun baru Imlek, ketika burung-burung dilepas ke alam bebas.
Ketika Buddhisme mencoba masuk ke China, sebagai agama baru di negara tersebut, tentu mereka membutuhkan cara efektif untuk bisa diterima oleh masyarakat sekitar. Salah satu tradisi China yang mereka adaptasi untuk ajaran Buddha adalah life liberation atau fang sheng.
Dahulunya, bhikkhu Buddha mengajarkan fang sheng dengan cara menyaring air sebelum diminum dan memasukkan hewan yang mereka dapatkan ke dalam wadah yang nantinya akan mereka lepas di sungai.
“Ini adalah ritual penting bagi para bhikkhu untuk mengamati hewan dan menyaring air. Lindungi hewan dalam bahaya dan selamatkan mereka dengan kasih sayang…Membuat wadah fang sheng sesuai dengan sila dilakukan oleh negara-negara barat (Asia Barat) sejak lama,” mengutip buku The Magic of Ritual: Our Need for Liberating Rites That Transform Our Lives and Our Communities karya Tom F. Driver.
Sayangnya, sepanjang Revolusi Kebudayaan di China medio 1960-an hingga 1970-an di bawah kepemimpinan Mao Zedong, dikutip Theculturaltrip.com, fang sheng nggak disukai karena dipandang sebagai takhayul yang sudah ketinggalan zaman. Namun dalam beberapa tahun terakhir, era tahun 2000-an, tradisi tersebut mengalami kebangkitan terutama di generasi muda, Sob.
View this post on Instagram
Makna dan Manfaat Fang Sheng
Memangnya, kegiatan melepas hewan-hewan ke alam bebas tersebut ada maknanya nggak, sih? Ternyata ada, Sob! Semangat fang sheng rupanya adalah untuk menghargai kehidupan. Menurut ajaran Buddha, setiap makhluk hidup sama berharganya dengan manusia. Menurut DhammaCitta, organisasi Buddhis di Indonesia, Buddha Dharma mengajarkan kalau tidak ada seorangpun yang berhak mengakhiri kehidupan makhluk lain dengan alasan apapun, Sob.
Sebab, dalam Kitab Suci Tripitaka bagian Anguttara Nikaya III, 203, Buddha mengajarkan lima aturan moral (sila) yang dikenal dengan Pancasila Buddhis. Nah, kelima sila tersebut bertujuan untuk melatih umat Buddha untuk menghindari diri dari:
- Pembunuhan makhluk hidup
- Perbuatan pencurian
- Perbuatan asusila
- Ucapan yang tidak benar
- Minuman yang menyebabkan kesadaran berkurang
Secara tidak langsung, fang sheng mengajarkan umat Buddha untuk memanifestasikan ajaran Kitab Suci Tripitaka di atas, Sob, terutama pada bagian pembunuhan makhluk hidup yakni dengan cara melepaskan makhluk hidup (hewan) ke alam bebas.
Selain itu, melalui tradisi ini umat Buddha percaya kalau tindakan welas asih dengan cara melepaskan hewan akan membersihkan dosa seseorang dan membawa karma baik, dikutip Theculturaltrip.com.
Sedangkan untuk hewan yang biasa dilepaskan ketika fang sheng adalah ikan, burung, kura-kura, dan berbagai makhluk hidup di sekitar kita. Selain tahun baru Imlek, tradisi ini juga dirayakan pada perayaan tertentu seperti Qing Ming (Cheng Beng), Gui Yue (Cit Gwee) atau saat ritual tolak bala.
Menukil buku A Simple Commentary on Zhuangzi karya Cao Chuji, seorang pemimpin sekolah Tao terkenal di China yakni Zhuangzi, “bahwa tidak ada yang lebih rendah atau luhur di dunia dalam pandangan Tao, percaya bahwa semuanya sama seperti manusia, dan kita harus menghormati kehidupan lain; tanpa memandang rendah mereka,” sepertinya kalimat tersebut dapat kita amini bahwa tradisi fang sheng adalah jalan untuk memuliakan dan mengentaskan nirempati di makhluk hidup.
Sebab, di dunia ini, di Bumi ini, tak hanya manusia yang berhak bebas. Tetapi lihat sekitar, makhluk hidup seperti hewan atau tumbuhan pun serupa dengan manusia; ingin hidup.