Kecelakaan transportasi laut kembali terjadi di perairan Indonesia. Pada Selasa (29/6/2021) malam WITA, kapal KMP Yunicee dikabarkan tenggelam di Selat Bali saat akan menunggu bersandar di Pelabuhan Gilimanuk di jarak 200-300 meter.
Menurut Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi Banyuwangi, Benyamin Ginting, kapal KMP Yunicee tenggelam diduga diterjang gelombang tinggi yang terjadi di Selat Bali.
“Gelombang tinggi tiga sampai lima meter. Kapal ini terseret arus ke selatan. Kemungkinan itu yang menyebabkannya,” jelas Benyamin seperti dikutip berbagai media online lokal.
Atas kecelakaan ini 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK) terseret arus hingga tenggelam. Salah satu korban selamat bernama Sukro Winoto (44) menceritakan saat dirinya mengetahui kapal mulai tenggelam ia segera memakai pelampung dan terjun ke tengah laut.
Setelah itu, Sukro mengaku terombang-ambing dan berusaha berteriak minta tolong saat ada kapal lain melintas.
“Ada setengah jam nunggu kapal lewat dan teriak minta tolong,” ujar Sukro.
Data sementara saat ini, dari 41 penumpang dan 12 kru kapal yang ada di KMP Yunicee, 33 penumpang dinyatakan selamat dan 6 orang lainnya meninggal dunia. Hingga Rabu (30/6/2021) pagi WITA tim SAR gabungan masih berusaha melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian untuk memastikan jumlah korban kecelakaan tersebut.
Dalam pencarian korban jiwa, tim SAR gabungan menurunkan 2 unit Rescue Car Type II, 1 unit RIB 05 Denpasar, 1 unit Emergency Personnel manpack dan Palsar Air.
Benyamin Ginting juga menjelaskan, penyelidikan tentang tenggelamnya kapal feri tersebut dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Hal ini dilakukan guna memastikan kepastian kecelakaan yang terjadi.