Pengembangan kendaraan listrik tentunya juga harus diikuti dengan komponen pendukungnya, seperti baterai EV (electric vehicle) charger hingga EV charging station. Ya, beberapa hal tersebut, terutama perihal charger kendaraan listrik sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem industri EV di Indonesia.
Bahkan Kepala Staf Kepresidenan, sekaligus Ketua Umum PERIKLINDO (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia), Moeldoko sempat menyebutkan permasalahan ini ibarat ayam dan telur. Keduanya harus siap secara bersamaan.
“Jangan sampai ada mobil, nggak ada charging. Ada charging, mobilnya belum siap. Itu yang dimaksud ayam dan telur,” tandasnya kepada wartawan di gelaran PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2022, Jumat (22/7), di JIExpo Kemayoran.
Maka dari itu, di gelaran PEVS 2022 yang dihelat PERIKLINDO bersama Dyandra Promosindo dan berlangsung dari 22-31 Juli 2022 ini tak hanya menghadirkan produsen kendaraan kendaran listrik namun juga industri komponen pendukungnya.
Di industri EV charger, Sampaijauh.com bertemu dan PT Powerindo Prima Perkasa (Proteksindo). Proteksindo merupakan salah satu produsen charger kendaraan listrik yang telah membuat EV charging (EVC) station yang ada di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sejak 2018.
“Kita sudah memproduksi EV charger itu sejak 2018 ya. Pertama kita suplai itu di GBK yang kemarin Asian Games 2018, kita ada kirim 4 unit di sana di gedung parkirnya,” ujar Julian Billy, GM Proteksindo.
Disebutkan Billy, kini Proteksindo sudah berkembang dengan menyuplai EVC ke beberapa perusahaan ternama. Seperti PLN, pihaknya sudah suplai EVC hingga 30 unit dari Aceh hingga Maluku. Tak hanya ke PLN, Proteksindo juga sudah suplai 20 EV Charger ke Grab yang menggunakan kendaraan listrik di layanan mobil.
“Yang paling baru itu di Mayasari, itu ada 10 charger untuk Transjakarta. Ada 27 bus yang beroperasi yang mungkin sekarang sudah bisa dilihat di jalan-jalan. Itu charger-nya yang 200 KW yang kita suplai ke sana,” ujar Billy.
Lebih lanjut pihaknya juga menujukkan kepada Sampaijauh.com salah satu EVC yang disuplai ke PLN dan terintegrasi langsung ke aplikasi PLN Mobile Apps yang dipajang di PEVS 2022. 1 unit EVC terdiri dari 2 jenis yaitu ada 1 AC charger dan DC charger yang terdiri dari CHAdeMO dan CCS 2 dan tentunya juga telah disesuaikan dengan peraturan dari pemerintah Indonesia dengan 3 nozel.
Lebih hebatnya lagi, EVC buatan Proteksindo ini sudah mempunyai TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) mencapai 40% untuk AC charger-nya. Sedangkan untuk DC charger telah mencapai 18,81%.
“Ini mungkin satu satunya yang sudah ber-TKDN. Kita sudah punya TKDN untuk DC charger itu 18,81%, kalau AC charger itu hampir 40%,” tambah Billy.
Ke depannya GM Proteksindo tersebut menyampaikan bahwa pihaknya berencana membuat charger yang jauh lebih cepat. Karena selama ini, kecepatan charging di kendaraan listrik itu tergantung pada Battery Management System yang ada di kendaraan.
“Kita akan buat charger jauh lebih cepat, tapi kita akan mengimbangkan dengan teknologi baterai yang ada. Charger kita paling gede kan 200 KW tapi nggak menutup kemungkinan kita sampai ke ultra max charger yang lebih besar dari itu. Bisa 300 KW, kita bisa buat,” pungkas Billy.
Keren kan Sobat, melihat industri dalam negeri kita sudah ada yang bisa membuat salah satu unsur pendukung ekosistem kendaraan listrik yaitu EV Charging Station yang ada di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Bahkan, bahan bakunya juga ada yang diproduksi dari dalam negeri sendiri. Kalau kamu, tertarik pakai kendaraan listrik juga, nggak, nih?