Sutradara sekaligus aktor yang moncer lewat karya film Cek Toko Sebelah (2016), Ernest Prakasa, dirikan rumah produksi IMAJINARI. Melalui akun media sosialnya, pada Senin (13/2/2023), Ernest mengumumkan hal itu sebagai perpisahannya dari Starvision Plus. Selama delapan tahun, 2015–2022, dia telah bekerja sama dengan rumah produksi tersebut dan mencatatkan hasil memuaskan.
Sobat sudah kenal belum nih sama karya-karya film Ernest? Selain Cek Toko Sebelah (2016) dan Cek Toko Sebelah 2 (2022), di bawah naungan Starvision Plus, Ernest menelurkan film Susah Sinyal (2017), Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019), dan Teka-Teki Tika (2021). Hampir semua filmnya menyedot animo penonton berjumlah besar. Cek Toko Sebelah (2016) berhasil menempati peringkat ke-22 dalam daftar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa dengan penonton sebanyak 2.642.957, sementara Imperfect di posisi ke-21 dengan jumlah penonton 2.662.356.
Melalui IMAJINARI, Ernest mengungkapkan keinginan fokus mengembangkan rumah produksi baru bersama Dipa Andika. Sebelumnya, sejak 2012 Ernest juga membangun HAHAHA CORP, sebuah manajemen artis yang sebagian besar di antaranya merupakan komedian, seperti Soleh Solihun, Arie Kriting, Aci Resti, Priska Baru Segu, Kristo Immanuel, dan Bene Dion Rajagukguk.
Nah, IMAJINARI disebut Ernest merupakan “saudara kandung” dari HAHAHA CORP. Film perdana hasil produksi IMAJINARI telah tayang di bioskop dan platform over-the-top (OTT) pada 2022 lalu, berjudul Ngeri-Ngeri Sedap. Di film itu, Dipa bertindak sebagai produser, sedang Bene Dion Rajagukguk penulis skenario sekaligus sutradara.
Ditilik dari unggahannya di Twitter, Ernest telah lama menyiratkan rencana besarnya bagi perfilman Tanah Air. Pada 31 Mei 2020, dia menyiarkan sebuah utas tentang ikhtiar mewujudkan IMAJINARI. Sebagai penggagas naskah cerita asli “Cek Toko Sebelah”, Ernest memandang selama ini ada “jurang” dalam industri film Indonesia.
“Produser kesulitan mencari penulis, sementara penulis-penulis potensial kesulitan menembus industri. Ini (IMAJINARI) adalah upaya untuk menjembatani jurang itu,” tulis Ernest menjelaskan motivasinya.
Menghidupkan Ide, Menarikan Cerita
Lalu kenapa memilih imajinari sebagai nama rumah produksi ya, Sob?
Ternyata asma IMAJINARI dimaknai Ernest merujuk “imaginary” atau khayalan, juga perpaduan “imaji” dan “menari”. Maka kata tersebut berarti gambar yang bergerak, alias film. Sebagai jembatan antara penulis cerita dan produser, IMAJINARI diupayakan sebagai ruang ide cerita digodok dan diramu, hingga berkesempatan untuk dikembangkan menjadi karya audio-visual.
“Bagi para produser, IMAJINARI menawarkan kemitraan untuk pengembangan skenario dari ide hingga final draft. Bagi para penulis baru, kami menawarkan kesempatan untuk meletakkan nama di peta perfilman Indonesia,” kata Ernest.
Wah, kamu jadi penasaran nggak nih, sama inisiatif ini, Sob? Mudah-mudahan bakal banyak karya film cerita bagus yang dilahirkan IMAJINARI, ya!
View this post on Instagram