Sob, Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) 2023 mengesahkan Erick Thohir menjabat Ketum PSSI (2023–2027). Putusan ini berdasarkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang digelar pagi ini, Kamis (16/2/2023).
Erick meraih 64 suara, La Nyalla 22 suara, sedangkan kandidat lainnya tidak mendapat suara. Tercatat ada empat orang yang menjadi calon Ketua Umum PSSI periode 2023–2027, yaitu Erick Thohir, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, Arif Putra Wicaksono, dan Doni Setiabudi.
Melansir CNN Indonesia, terdapat 86 voter dalam pemungutan suara ini yang berasal dari 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, 34 asosiasi provinsi (asprov), dua asosiasi, dan satu federasi futsal Indonesia. Selain itu, ditambah dengan satu federasi tambahan.
Penetapan pemilik suara ini berdasarkan peserta kompetisi untuk Liga 1, 2, dan 3. Seluruh atau 18 klub Liga 1 otomatis dapat, sedangkan dari Liga 2 dan Liga 3 hanya 16 atau dipilih berdasarkan peringkat dari kompetisi musim sebelumnya.
Erick mendapat suara terbanyak dari pemberi suara dalam KLB PSSI ini. Maka sah menyatakan keterpilihan Ketum PSSI (2023–2027) di tangan Erick Thohir. KLB PSSI yang diadakan di Hotel Shangri La, Jakarta, juga akan memilih wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif (exco) periode 2023–2027.
Erick Thohir, “Angin Segar” untuk PSSI?
Sebelum terpilih, Erick Thohir yang menerima jabatan Ketum PSSI (2023–2027) menawarkan janji memperbaiki PSSI dan kualitas kompetisi sepakbola Tanah Air. Apa saja rinciannya? Berikut, Sob, janji-janjinya:
Melanjutkan kompetisi liga 2 dan liga 3
Selama ini, perhatian publik dan pemangku kebijakan sepakbola Indonesia lebih banyak tersedot untuk kompetisi liga 1. Padahal, potensi dan kompetensi tim-tim pengolah si kulit bundar merambah hingga tingkat daerah-daerah. Mereka umumnya bersaing dalam lingkup turnamen liga kasta lebih rendah, yaitu liga 2 dan 3.
Alhasil, ketika kompetisi kedua kasta liga tersebut dihentikan Januari lalu, seakan menganaktirikan dan melesukan gairah tim-tim kecil. Di sisi lain, kondisi pengelolaan dan penyediaan infastruktur olahraga yang mumpuni masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dibereskan bila ingin potensi bibit-bibit sepakbola merata.
Menerapkan teknologi VAR setidaknya di liga 1
Sob, penggunaan teknologi video assistant referee (VAR) sudah jamak terlihat di kompetisi sepakbola internasional, antara lain Liga Inggris, Serie A Italia, bahkan kompetisi bola sepak Liga Champions Eropa, dan Piala Dunia.
Jika diterapkan di turnamen sepakbola Indonesia, mungkinkah dapat meningkatkan kualitas persepakbolaan kita? Sudah mumpunikah kesiapan prasarana teknis dan perangkatnya untuk bisa dipakai di setiap pertandingan?
Mengejar ketertinggalan dari negara lain
Hmm, sebagai lelaki pengusaha yang berpengalaman di beragam klub olahraga, khususnya sepakbola, mungkin janji satu ini tidaklah berlebihan, Sob.
Tercatat, Erick pernah menjabat sebagai Presiden Klub Sepak bola Inter Milan, pemegang saham mayoritas DC United dan Oxford United. Nggak cuma itu, Erick juga sebagai pemegang saham di Persis Solo, klub lokal milik Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo.
Sejalan dengan misi memperbaiki pengelolaan sepakbola Indonesia, Erick yang masih menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara ini juga menjanjikan akan membenahi kualitas wasit dan membangun pusat pelatihan untuk timnas. Gimana nih, Sob, sebaiknya dari sisi apa dulu ya, yang kudu dikejar untuk dibenahi?
Terus, kira-kira siapa saja ya orang pilihan yang akan duduk mendampingi ketum baru? Mungkinkah ada wajah segar dari kalangan muda yang turut bergelora menghangatkan industri sepakbola Indonesia agar lebih baik ke depan?
Kita doakan yang terbaik ya, Sob, untuk Erick Thohir dan pengurus PSSI yang terpilih nanti!