Di tengah persediaan komoditas pangan terbatas, dikabarkan empat negara seperti India, Bangladesh, Rusia, dan Uganda mulai batasi ekspor bahan pangan. Khususnya untuk beras dan gula. Hal ini diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut pihak BPS, ketiga negara tersebut mulai menerapkan larangan ekspor pangan demi mengamankan pasokan di dalam negeri masing-masing. Padahal kebutuhan beras di Indonesia masih bergantung dengan impor.
Lalu apa dampaknya terkait keempat negara yang batasi ekspor bahan pangan bagi Indonesia?
Berdasarkan catatan BPS, Indonesia mengimpor 1,78 juta ton beras sejak Januari hingga September 2023. Total ekspornya bahkan mencapai 980 juta dolar AS, Sob. Namun menurut penuturan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, jumlah impor beras dari India terus berkurang. Tercatat per September 2023 hanya sebesar 0,39 persen.
Diketahui sejak Juli 2023 lalu, India memang sudah memberlakukan pembatasan ekspor beras dan gula. Sementara Uganda, Rusia, dan Bangladesh sudah menerapkan pembatasan ekspor bahan pangan sejak Juni 2023.
Maka dari itu, impor bahan pangan Indonesia beralih ke negara lain. Impor beras paling besar di dalam negeri berasal dari Vietnam. Buktinya impor beras dari Negeri Naga Biru ke Indonesia sebanyak 74,06 persen. Selanjutnya impor terbesar kedua diikuti oleh Thailand sebesar 24,35 persen.
Bukan cuma India, Bangladesh dan Rusia juga mulai melarang ekspor beras mereka. Meskipun demikian, dampaknya masih nggak berpengaruh ke Indonesia karena dua negara tersebut bukan sumber utama impor beras Indonesia.
Selain beras, India mulai batasi ekspor komoditas gula. Proporsi gula dari India dari awal 2022 hingga 2023 terus alami penurunan. Apalagi sejak diberlakukan pembatasan ekspor di negaranya.
“Sehingga pada September 2023, proporsi gula asal India sangat kecil karena restriksi (pembatasan) ekspor yang diterapkan India. Oleh sebab itu, proporsi impor gula paling besar (di Indonesia) dari Thailand (58,76 persen) dan Brasil (39,41 persen),” ungkap Amalia.
Di sisi lain, pembatasan ekspor komoditas gula juga terjadi oleh Lebanon dan Pakistan. Tapi, restriksi ekspor gula dari dua negara tersebut nggak memiliki dampak langsung terhadap impor beras ke Indonesia.
Menurut laporan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) via CNBC Indonesia, untuk pertama kalinya sejak 2009 sejumlah negara yang memberlakukan pembatasan perdagangan ke negara lain. Terlebih pada tahun ini restriksi ekspor bahan pangan terjadi karena menurunnya jumlah produksi akibat kondisi iklim yang tak menentu.