Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melalui laman resminya menjelaskan jika Indonesia memiliki potensi besar akan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang memberikan masa depan menjanjikan untuk kemandirian bangsa dan negara.
Penjelasan ini juga dipertegas oleh kutipan The Conversation, yang menyebut jika pemerintah Indonesia saat ini sedang mencanangkan bauran Energi Baru Terbarukan yang bisa mencapai 23 persen di tahun 2025 dan naik 31 persen di tahun 2050.
Selain itu, total investasi yang dapat diserap pun sangat menjanjikan, diperkirakan pengembangan EBT pada 2025 bisa mencapai 13,197 juta USD. Potensi besar dalam mengembangkan EBT ini tak lepas dari geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan iklim tropis.
Lalu, apa saja EBT yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah Indonesia? Berikut empat potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia?
Energi Surya
Sebagai negara tropis dengan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, peluang untuk mengembangkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) cukup menjanjikan untuk menopang kebutuhan energi masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat desa.
Kementerian ESDM mencatat elektrifikasi di Indonesia saat ini baru mencapai 55-60% dan mayoritas wilayah yang belum teraliri listrik adalah wilayah pedesaan. Oleh karena itu, dengan membangun panel energi surya, diharapkan dapat menjadi salah satu energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik di pedesaan.
Potensi energi surya di Indonesia diperkirakan sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp. Namun, yang baru dimanfaatkan saat ini sekitar 10 MWp. Untuk mencapai mendorong EBT tenaga surya tersebut, pemerintah diharapkan fokus dalam produksi photovoltaic (PV) yang akan menjadi komponen utama dalam sistem PLTS.
Energi Laut
Disebut sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, tentu saja wilayah laut Indonesia dinilai sebagai yang terluas. Ya, dengan dua sepertiga luas lautan, hal ini menjadi keuntungan bagi Indonesia dari segi besarnya potensi energi laut.
Dengan memanfaatkan energi laut yaitu, energi pasang surut, energi gelombang, energi arus laut dan energi perbedaan suhu lapisan laut tentu saja bisa menghadirkan listrik yang cukup besar.
Tercatat, termal lautan di Indonesia sebesar 2,5 x 1.023 Joule dengan efisiensi konversi energi panas laut sebesar tiga persen, yang dapat menghasilkan daya sekitar 240.000 MW. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa energi gelombang di beberapa titik wilayah Indonesia bisa mencapai 70 kW/m.
Karakteristik energi gelombang tersebut dinilai sesuai untuk memenuhi kebutuhan energi kota-kota pelabuhan dan pulau-pulau terpencil di Indonesia. Saat ini pun lembaga litbang seperti BPPT, PLN dan institusi pendidikan terus melakukan penelitian guna energi laut dapat menjadi salah satu energi terbarukan yang menjanjikan untuk masa depan.
Energi Panas Bumi (Geothermal)
Bisa dibilang, energi geothermal merupakan energi panas yang terkandung dalam fluida air (uap, cair atau campuran keduanya) yang terdapat pada kedalaman lebih dari 1 kilometer di bawah permukaan bumi. Fluida panas tersebut memiliki temperatur dan tekanan tinggi yang bisa menjadikan penyedia energi yang masif.
Diperkirakan energi geothermal di Indonesia sekitar 11.073 MWe (Megawatt listrik) dan cadangannya mencapai 17.506 MWe. Sayangnya, saat ini pemanfaatan energi geothermal di Tanah Air belum dimaksimalkan pemanfaatannya.
Dalam Road Map pengembangan energi geothermal yang disusun oleh Kementerian ESDM, Indonesia menargetkan pengembangan energi geothermal sekitar 7000 MW pada 2025. Sedangkan saat ini, target pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Indonesia mencapai total 1.948 MW.
Total PLTP tersebut menjadikan Indonesia sebagai produsen energi geothermal terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat dengan total 3.591 MW.
Energi Biomassa/Biogas
Merupakan energi yang dihasilkan dari limbah organic seperti kotoran ternak, atau limbah dapur seperti sayuran yang sudah digunakan. Limbah-limbah tersebut akan melalui proses urai yang dinamakan anaerobic digester di ruang kedap udara.
Energi biogas sendiri memiliki komponen utama dari gas Metana (CH4) dan Karbondioksida (CO2). Kedua gas tersebut dapat dibakar dan melepas energi yang bisa dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan sehari-hari. Semakin besar kandungan Metana tersebut makan semakin besar pula energi biogas yang dihasilkan.
Pengembangan energi biogas bisa dibilang memiliki tantangan dan peluang besar bagi pemerintah Indonesia. Menurut catatan Kementerian ESDM, biogas rumah tangga yang telah terpasang baru mencapai 47.505 unit di seluruh Indonesia dengan menghasilkan biogas sebanyak 75.044,2 m3/hari atau sekitar 26,72 juta m3 per tahun.
Kementerian ESDM sendiri terus mengejar target Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) sebesar 5.5 GW di tahun 2025. Dengan hadirnya biogas ini, diharapkan bisa menjadi salah satu energi alternatif utama bagi masyarakat Indonesia di masa depan dan menjadi salah satu upaya untuk menjaga bumi dari pemanasan global.
Dari keempat EBT di atas, apakah kamu sudah pernah mencoba? Lalu, bagaimana pendapat kamu tentang EBT di Indonesia?