Salah satu perusahaan tambang emas di Indonesia ada yang sudah melampaui kelas dunia, loh. Perusahaan tersebut ialah PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).
Dilansir CNBC Indonesia, peringkat Environmental, Social, and Governance (ESG) emiten tambang emas dan tembaga kelas dunia MDKA telah naik. Seperti ditentukan oleh Morningstar Sustainalytics, MDKA naik peringkat dari 96 menjadi 46 pemain global sejak Januari 2023.
Nggak cuma berhenti di situ, perusahaan tambang milik grup Saratoga ini juga disebut-sebut sebagai top quartile di antara perusahaan logam dan pertambangan di seluruh dunia. Artinya, MDKA sebagai perusahaan dengan ranking tertinggi dalam bidang metals dan mining di Indonesia.
Sementara dalam lingkup domestik, sejak Juli tahun lalu MDKA menduduki posisi konstituen di indeks saham SRI-KEHATI yang menerapkan prinsip Sustainable Responsible Investment (SRI). SRI-KEHATI merupakan indeks ESG Sector Leader di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks SRI-KEHATI ditetapkan oleh Yayasan KEHATI sebagai upaya menciptakan mutualisme antara dunia konservasi dan sektor bisnis.
Penyematan posisi MDKA sebagai tambang yang peduli soal lingkungan bukanlah tanpa alasan. Cara mencapai ESG ditempuh oleh MDK lewat beragam upaya. Salah satunya dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan di area Tambang Emas Tujuh Bukit.
Prinsip yang diterapkan oleh Tambang Emas Tujuh Bukit adalah mempertahankan sistem air proses tertutup dan mendayagunakan air hujan untuk kegiatan lainnya. Tambang Emas Tujuh Bukit juga menghindari pengambilan air dari sumber-sumber di luar hal tersebut.
Tak kalah penting pula, perusahaan juga memantau kualitas lingkungan, air, flora dan fauna, serta melakukan reklamasi progresif pada setiap kawasan yang selesai ditambang. Dari area tambang yang sama, MDKA melakukan proyek Acid, Iron, Metal (AIM) melalui anak usahanya, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk.
Proyek AIM adalah salah satu cara perusahaan dalam mengelola mineral yang tak bisa diolah sebagai tembaga, tetapi tetap bernilai ekonomi. Sebagai upaya konservasi mineral, pemanfaatan lebih lanjut dari sisa bijih Tambang Tembaga Wetar diolah untuk menghasilkan asam dan uap yang biasa dipakai di pabrik pelindian asam tekanan tinggi (High Pressure Acid).
Sebagai salah satu pemain industri yang cukup besar di masa depan, Sob, MDKA bisa memperoleh keuntungan dari industri nikel seiring meningkatnya harga komoditas dan kebutuhan pasar. Dengan begitu, kontribusi nikel akan berdampak pada pendapatan.
Selain itu, sejauh ini MDKA melalui tambang emas Tujuh Bukit yang dikelola oleh anak perusahaan PT Bumi Suksesindo di Banyuwangi, Jawa Timur juga telah memberdayakan tenaga kerja lebih dari 70 persen. Para tenaga kerja ini berasal dari Kecamatan Pesanggaran dan Kabupaten Banyuwangi.