‘Emas Hijau’ Indonesia Pikat Pasar Dunia, Komoditas Apa Itu?

Pasar Eropa sedang menjadi incaran Indonesia bagi emas hijau alias komoditas rumput laut.

lustrasi rumput laut. Sumber: istockphoto.com/kerriekerr.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mengupayakan untuk meningkatkan pasar komoditas olahan ‘emas hijau’ atau rumput laut. Dalam hal ini, pihaknya menargetkan sejumlah negara di Eropa sebagai sasaran utama untuk pasar ekspor rumput laut dari Indonesia.

Menurut Ishartini selaku Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), sejauh ini pihaknya telah menggandeng 7 perusahaan eksportir utama olahan rumput laut. Adapun ketujuh perusahaan yang ikut terlibat ini terdiri dari PT hakiki Danarta, PT Surya Indoalgas, PT Amarta Carrageenan Indonesia. Selain itu adapula PT Hydrocolloid Indonesia, PT Karaginan Nusantara, dan PT Agar Swallow.

Sebagaimana yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti karaginan dan agar (hydrocolloid) yang diikutsertakan dalam pameran Food Ingredients Europe (FIE) 2022, yang telah berhasil dilangsungkan di Paris Prancis, rumput laut Indonesia juga memikat pasar dunia.

“Secara umum produk olahan kami bawa ke sini (Paris) memiliki keunggulan karena dihasilkan dari bahan baku rumput laut dengan kualitas terbaik dari Indonesia,” kata Ishartini lewat keterangan tertulisnya, pada Senin (12/12).

Sekadar informasi, FIE merupakan pameran industri bahan tambahan makanan terbesar di dunia. Gelaran pameran ini pertama kali diadakan pada 1986. Acara yang digelar setiap dua tahun sekali di kota-kota besar Eropa ini telah menghadirkan 500.000 pengunjung.

Ishartini menerangkan kalau ekspor hydrocolloid Indonesia untuk pasar Eropa jumlahnya masih kecil, Sob. Hal ini disebabkan pasokan kebutuhan Eropa sudah dipenuhi oleh Irlandia, Prancis, dan Jerman.

Untuk memikat pasar Eropa, KKP Indonesia mengusung brand Indonesia Seaweed: Natural Binding Solutions to the World”. Dengan tercetusnya kegiatan tersebut KKP ingin menunjukkan kalau olahan ’emas hijau’ dari perairan Indonesia juga mempunyai kualitas jempolan dan mendukung sebagai ketahanan pangan dunia.

Alhamdulillah selama pameran berlangsung banyak kontak dagang terjadi dan tercatat potensi transaksi hampir menembus 10 juta dolar AS,” imbuhnya.

Selama acara berlangsung, jenis rumput laut yang banyak diminati adalah Semi Refined Carrageenan, Refined Carrageenan, Agar Powder, Seaweed Protein, Phytafiber, KR1000 Carrageenan, Konjac Visuiles, Konjac Gum, Kappa, lota, ATC Kappa, Kappa Chips, SRC Kappa Meat, SRC Kappa Diary, dan SRD Kappa Noodle.

Kebanyakan pembeli yang tertarik untuk membeli produk rumput laut dari perairan Tanah Air ini asalnya dari Prancis, Austria, Polandia, Iran, AS, Turki, Korea Selatan, Ceko, Italia, Portugal, Israel, Hungarian, dan Belanda.

Tidak hanya itu saja, ada pula di antara mereka yang datang dari Jerman, Vietnam, Malta, China, Maroko, Arab Saudi, India, Filipina, Chilli, Jepang, Spanyil, Argentina, Swedia, Panama, Malaysia, Mesir, Thailand, Serbia, dan Panama.

“Semoga dari hasil pameran ini bisa meningkatkan akses dan penetrasi produk hydrocolloid Indonesia tidak hanya di pasar Eropa, namun juga di pasar dunia,” harapnya.

Wah, ternyata pencinta ’emas hijau’ alias rumput laut asal Indonesia banyak juga, ya. Apalagi sekarang pelaku vegan mulai banyak, nih. Pastinya olahan rumput laut juga makin berpotensi disukai oleh konsumen dalam negeri dan luar negeri.

Exit mobile version