Memasuki masa kemarau ekstrim atau El-Nino, masyarakat Indonesia harus bersiap-siap nih mengalami kenaikan harga beberapa sayur mayur. Salah satu yang disorot adalah mulai naiknya harga cabai di pasaran.
Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan pun mengungkapkan bahwa El-Nino mempengaruhi harga cabai di pasar. Ia mengungkapkan harga berbagai jenis cabai di Indonesia saat ini sudah banyak mendekati angka Rp50.000/kg.
Padahal nih Sob, permintaan cabai di pasaran cenderung stabil alias tidak ada yang berlebih dari para konsumen.
“Cabai merah sekarang Rp49.000/kg, cabai keriting Rp48.000/kg, normalnya Rp33.000/kg. Maka ini ada persoalan supply and demand yang terganggu,” ujar Reynaldi seperti dikutip Kontan pada Jumat (4/8).
Reynaldi pun mengatakan, kenaikan harga tersebut ada kaitannya dengan El-Nino. Karena saat ini produk hortikultura sangat membutuhkan cukup air di saat masa kemarau seperti sekarang ini.
Melihat hal itu, pihak Ikappi sendiri meminta pemerintah segera melakukan antisipasi dari hulu untuk memastikan stok agar tidak ada gejolak harga pangan di pasaran atau hilir.
“Persiapan harus segera dilaksanakan, karena ini musiman kalau bicara soal cuaca mendiagnosisnya harus cepat tapi tepat jangan sampai salah obat,” tutur Reynaldi.
Sekedar informasi saja Sob, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa puncak El-Nino akan terjadi antara Agustus-September 2023. Saat ini pun 63% wilayah di Indonesia sudah terdampak cuaca ekstrim atau kemarau panjang.
Kemarau panjang ini pun mengakibatkan beberapa produksi pertanian di dalam negeri mengalami gagal panen, serta kekeringan. Jika melihat data yang dicatat BMKG, wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrim antara lain Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.