Ekspor Furnitur Indonesia Berharap Tembus Rp76 T di 2025

Kinerja ekspor produk furnitur yang masih lesu di tahun ini.

ekspor furnitur indonesia

Ilustrasi furnitur Indonesia. (Foto: kemlu.go.id)

Kendati masih terseok usai pandemi, industri furnitur Indonesia tetap optimistis mengejar target ekspor produk furnitur mencapai US$5 miliar (atau sekitar Rp76,6 triliun) pada 2024, dari capaian sebelumnya yaitu US$3,5 miliar di tahun 2022. 

Tentunya ini merupakan tantangan karena menurut catatan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), industri furnitur domestik mengalami kinerja ekspor produk furnitur yang masih lesu di kuartal II/2023. Berdasarkan data asosiasi, permintaan ekspor hanya sekitar 30-50 persen dari volume normal.

“Nilainya rata-rata masih jauh di bawah tahun lalu yakni masih di kisaran 30-50 persen, walaupun memang ada perusahaan yang ordernya sudah mulai kembali normal,” ujar Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, beberapa waktu lalu.

Penurunan ekspor furnitur tak hanya disebabkan kondisi pandemi yang sempat menghantam dunia selama 2 tahun, namun industri furnitur juga menghadapi tantangan ekonomi global yang belum pulih akibat kondisi geopolitik.

Lebih lanjut upaya untuk mengkatrol kinerja ekspor furnitur Indonesia, HIMKI saat ini HIMKI saat ini tengah memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya. Dikarenakan AS dan Eropa sebagai pasar terbesar yang menyerap produk furnitur Indonesia sedang mengalami inflasi.

“Kita harus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru, apalagi jika kita perhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional di Amerika Serikat dan Eropa, di mana kedua kawasan tersebut mengalami inflasi yang sangat besar,” ujar Sobur dalam agenda Musyawarah Nasional (Munas) Ke-3 HIMKI, Rabu (30/8/2023). 

Selain mencari target pasar baru, upaya lainnya yang dilakukan industri furnitur domestik ialah membuat produk yang ramah lingkungan. Hal ini turut diamini oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang mengatakan industri furnitur RI perlu strategi yang berfokus kepada penguatan media promosi produk, peningkatan produksi furnitur ramah lingkungan dan penguatan riset referensi pasar furnitur. 

Pasalnya, kini konsumen furnitur di pasar global sudah memiliki tingkat kepedulian lingkungan yang tinggi, banyak dari mereka yang lebih memilih produk furnitur ramah lingkungan. 

“Sehingga bisa lebih efisien, bersumber dari bahan baku lestari, ramah lingkungan, penerapan circular economy, berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, namun tetap dapat menghasilkan produk berbasis eco-design,” papar Agus.

Sementara itu, di tahun 2023 sampai bulan Juni nilai ekspor furnitur dan kerajinan mencapai US$1,1 miliar. Akankah bisa terwujud kinerja ekspor mencapai US$5 miliar di tahun 2024?

Exit mobile version