Forum internasional G20 telah menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dengan serangkaian kegiatannya yang telah dimulai sejak Desember 2021 dan menggelar puncak KTT G20 pada November 2022. Dengan begitu, secara resmi Indonesia dipercaya sebagai pemegang Presidensi G20 selama satu tahun.
Presidensi G20 adalah sebuah forum multilateral yang dihadiri oleh 20 negara di dunia untuk bisa saling berdiskusi mengenai isu-isu terutama di bidang ekonomi.
Presidensi G20 kali ini juga mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger“. Berlandaskan tema yang diusung, Indonesia mengajak dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Dan di Presidensi G20 kali ini, Indonesia juga mencatat sejarah yakni sebagai negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah G20. Tidak hanya itu, pada G20 kali ini, Indonesia menambahkan nomenklatur industri dalam Trade and Investment Working Group hingga akhirnya menjadi Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG).
Ajang Presidensi G20 juga dipandang sebagai peluang bagi Indonesia untuk bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Terlebih lagi, Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang masuk ke negara G20. Sektor-sektor industri dari mulai manufaktur hingga kreatif sudah mendapatkan pamor di kancah internasional.
Gelaran puncak KTT G20 2022 akan berlangsung di Bali pada 30 Oktober – 31 Oktober 2022, sebelumnya forum Presidensi G20 akan mengadakan pertemuan di 19 kota. Dan tentunya pada setiap kota yang ditempati, ajang Presidensi G20 diharapkan bisa menciptakan multiplier effect atau efek ganda untuk sektor perekonomian dan termasuk pula sektor industri.
Mengapa Industri Jadi Isu Prioritas di TIIWG Presidensi G20?
Bukan tanpa alasan, industri menjadi fokus sehingga ditambahkan ke forum Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20. Sektor industri manufaktur menjadi supporting ekonomi di banyak negara besar di dunia, bahkan berkontribusi sebesar 14,5% terhadap GDP dunia.
Tentunya kinerja industri tersebut masih bisa ditingkatkan lagi lewat implementasi hasil pembahasan TIIWG Presidensi G20 nanti. Ya, penambahan kinerja industri sangat dibutuhkan. Terlebih dengan adanya pandemi Covid -19 yang menghantam dunia, sektor ekonomi yang juga termasuk di dalamnya ada sektor industri sebagai penopang, sempat mengalami hambatan yang berakibat pada perlambatan pertumbuhan negara global.
Dan sektor industri yang dikenal sebagai supporting ekonomi diharapkan dapat melengkapi sektor investasi dan perdagangan serta menjadi 3 pilar ekonomi yang dibutuhkan suatu negara. Sektor investasi biasa berada di hulu industri sebagai titik awal untuk membangun industri dan kemudian berakhir dengan aktivitas perdagangan di sektor hilir industri.
Baik investasi, industri dan perdagangan membutuhkan kelancaran dan dukungan dari banyak pihak hingga akhirnya ketiga sektor ini bisa berdaya saing global dan memberikan efek ganda kepada perekonomian negara dan masyarakat.
Investasi-Industri-Perdagangan akan Bertemu di Pertemuan Pertama TIIWG G20
Tiga sektor seperti investasi-industri-perdagangan akan bertemu di pertemuan pertama TIIWG Presidensi G20 yang memilih Solo sebagai Tuan Rumah-nya pada 29 Maret – 1 April 2022.
Nantinya tema TIIWG pada forum G20 yang akan berlangsung di tahun ini adalah “Collective economic recovery: Aligning Trade, Investment and Industry agenda with SDGs”. Tema ini adalah bentuk upaya negara G20 untuk mendorong pemulihan ekonomi global secara kolektif dengan menjelaskan agen Perdagangan, Investasi, dan Industri dengan SDGs (Sustainable Development Goals).
Diharapkan dari gelaran TIIWG Presidensi G20 di Solo ini bisa mendorong Indonesia serta negara global lainnya untuk terus berdiskusi terkait isu-isu seputar investasi, industri dan perdagangan hingga menghasilkan strategi percepatan implementasi industri 4.0.
Presidensi G20 adalah momentum yang diharapkan dapat menjadi sebuah milestone baru dalam mewujudkan peta jalan Indonesia Maju melalui pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia mempunyai target menjadi negara berpredikat maju pada tahun 2045 dengan pertumbuhan ekonomi minimal di atas 6 persen setiap tahunnya.
Tentunya, pemenuhan target tersebut bisa diakselerasi lewat sektor investasi, industri dan perdagangan yang bersatu padu. Tiga kementerian di sektor tersebut akan duduk bersama di pertemuan pertama TIIWG Presidensi 2022. Lalu, apakah pertemuan TIIWG Presidensi G20 akan membawa hasil yang baik bagi upaya mendorong kemajuan perekonomian Indonesia yang juga memberikan efek untuk sektor industri? Semoga saja ya, Sobat SJ.