Dua UMKM Jateng Masuk Pasar Ekspor Eropa, Hebat!

Di ekspor ke Eropa untuk memenuhi kebutuhan pasar makanan ringan setempat.

UMKM Jateng Pasar Eropa

Foto ilustrasi UMKM kuliner. (Foto: bussines.co.id)

Sudah tahu belum, Sobat, dua produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kuliner dari Jawa Tengah (Jateng) ada yang sudah masuk ke pasar ekspor Eropa, loh. Diketahui keduanya merupakan UMKM binaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) lewat Smesco Indonesia. 

Dua UMKM dari Jateng yang masuk ke pasar ekspor Eropa ini, yaitu UMKM Agritek Desa Indonesia yang merupakan produsen keripik sayur organik asal Wonosobo dan UMKM Aristokrat Indonesia Global, asal Kebumen sebagai produsen keripik lanting yang terbuat dari singkong. 

Lalu, kenapa kedua UMKM tersebut bisa tembus ke pasar Eropa? KemenKopUKM menilai, baik Agritek Desa Indonesia dan Aristokrat Indonesia Global telah memenuhi syarat mutlak produk layak konsumsi sehingga mendapatkan kesempatan memperkenalkan produk ke pasar Eropa serta berhak memenuhi kebutuhan pasar makanan ringan di sana. 

Keberhasilan dua UMKM Smesco Indonesia yang senantiasa bisa tembus ke pasar internasional ini tentunya lepas dari kerja sama KemenKopUKM dengan Program Promosi Impor Swiss (SIPPO). Hal tersebut dikatakan oleh Leonard Theosabrata selaku Direktur Utama Smesco Indonesia.

Tujuannya dari kolaborasi ini untuk membangun ekonomi lebih kuat dan dapat memudahkan integrasi para UMK untuk bergabung dalam sistem perdagangan dunia. 

Sebagaimana hal tersebut juga selaras dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki yang mendorong UKM supaya bisa berkontribusi dengan pasar ekspor sehingga targetnya di 2024 nanti dapat menembus 17 persen.

“Indonesia ini memiliki keunggulan sebagai pemasok utama berbagai produk hasil pertanian tropis di pasar global, sehingga Smesco melihat adanya permintaan global. Dengan latar belakang itulah kemudian Smesco menyeleksi para pelaku UMKM yang memiliki produk eksotis lokal Indonesia untuk pasar ekspor,” kata Leonard Theosabrata seperti dikutip Indopos pada Sabtu (13/5).

Sebelumnya melalui program Promosi Impor Swiss (SIPPO) telah diseleksi terlebih dahulu produk-produk dari UMKM yang terdaftar sebagai mitra Smesco Indonesia. Minimal untuk diekspor ke luar negeri, UMKM tersebut harus memiliki sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point atau HACCP. 

Sekadar informasi, Sob, sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan sistem berstandar internasional yang biasanya digunakan untuk memastikan keamanan produk pangan hasil produksi UMKM. 

Sebanyak 431 UMKM terdaftar dalam program SIPPO. Kemudian, sebanyak 111 UMKM yang telah dikurasi oleh tim Smesco yang dinyatakan memenuhi kriteria standar produksi produk pangan yang baik. 

Pelaku UMKM yang terpilih ini berasal dari beberapa daerah di Pulau Jawa, antara lain D.I.Yogyakarta, Kulon Progo, Boyolali, Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Masing-masing dari mereka mempersembahkan beberapa produk unggulan seperti UMKM herbal dan jamu, UMKM produsen kecap manis kelapa, UMKM rempah vanila, koperasi produsen gula kelapa semut, dan UMKM produsen tepung singkong.

“Keunggulan UMKM terpilih tersebut yakni tidak hanya sehat dan aman untuk dikonsumsi. Perbedaan signifikan ada di ekosistem bisnisnya yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi petani, dengan komposisi setiap petani bukan hanya sebagai pemasok saja, namun juga menjadi bagian dari promosi saham sehingga model bisnis UMKM seperti ini memberikan dampak peningkatan ekonomi berkesinambungan bagi petani dan masyarakat sekitar,” tutup Leonard. 

Exit mobile version