Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lagi-lagi kembali cetak prestasi gemilang. Kali ini, dua tim robotika dari universitas unggulan di Jawa Timur ini berhasil mendapatkan gelar juara International RoboCup 2022 yang diselenggarakan secara offline di Bangkok International Trade and Exhibition Centre (BITEC), Thailand pada Sabtu (17/7/2022).
Adapun kedua tim mahasiswa yang juara ini, yaitu ITS Champion on Robocup (Ichiro) dan ITS Robotics with Intelligent System (IRIS) yang menempati posisi ketiga dari kategori Humanoid Soccer Kid Size dan Middle Size League. Total peserta yang kompetisi di kategori ini, yaitu 16 tim dari 12 negara di seluruh dunia.
Dalam hal ini selaku Pembina tim robotika ITS, Muhtadi mengatakan bahwa dalam kejuaraan ini kedua tim menciptakan robot humanoid. Sedikit informasi, robot humanoid merupakan bentuk implementasi teknologi di bidang robotika yang mampu menirukan berbagai aktivitas dan bagian tubuh yang bergerak layaknya manusia.
Diketahui, pada kejuaraan ini kedua tim harus membuat robot otonom untuk mencetak skor seperti dalam pertandingan sepak bola, di mana robot otonom diharuskan sebanyak-banyaknya mencetak gol ke gawang lawan untuk bisa menjadi juara.
Mengenai persiapan sebelum kompetisi International RoboCup 2022 antara kedua tim, baik tim Ichiro maupun IRIS telah merancang masing-masing robot andalannya sejak September 2021. Tentunya selama persiapan ini tak lupa mendapat dukungan oleh pihak universitas yang telah menunjang dalam menyediakan dana dan fasilitasnya.
Tim Ichiro juga mengenalkan empat robot humanoid dengan ukuran berbeda-beda. Masing-masing robot ini mempunyai 20 sendi dan mengandalkan sensor manusia berupa panca indera. Hebatnya lagi, robot ini menerapkan algoritma berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan menggunakan deep learning.
Berbeda dari tim Ichiro, tim IRIS lebih mencetuskan robot berdoa dalam pertandingan sepak bola dan menggunakan bola sepak berukuran regular berdasarkan peraturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Meskipun lebih bebas untuk merancang perangkat kerasnya, dari keseluruhan sensor pada robot tim IRIS harus terpasang dalam ukuran dan berat yang telah ditentukan. Adapun kendala selama proses merancang robot ini adalah saat menggunakan alogaritma deep learning, karena menuntut komputasi yang besar dan bisa memakan waktu cukup lama.
Selain itu yang menjadi kendala lainnya yaitu saat proses lokalisasi dan uji coba robot. Akan tetapi dari segala kendala yang mereka lalui, kedua tim berhasil membawa ITS hingga ke internasional.