Dua pendaki asal Indonesia dikabarkan berhasil mencapai puncak gunung Denali yang berlokasi di Amerika Utara. Pendaki tersebut adalah Putri Handayani dan Fandhi Achmad. Perjuangan kedua pendaki gunung asal Indonesia ini patut “diacungi jempol”. Pasalnya selain memiliki trek yang cukup sulit, untuk sampai ke puncak gunung tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 14 hari.
Putri Handayani dan Fandhi Achmad diketahui memulai petualangannya sejak 28 Mei 2022 dan sampai di puncak gunung pada 9 Juni 2022 pukul 24.00 waktu Alaska atau 10 Juni 2022 pukul 15.00WIB. Mengenai puncak gunung Denali sendiri berada di Denali National Park and Presave, Alaska, Amerika Utara.
Dalam “petualangannya” kali ini, Putri dan Fandhi memulai dari basecamp mereka yang berada di gletser Kahiltna atau lebih tepatnya pada ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut. Saat itu Putri dan Tim memilih menggunakan jalur West Buttress yang terkenal dengan jalur lima camp.
Setelah berada di camp pertama mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju ke camp kedua yang berada di ketinggian 2.400 mdpl, 2.900 mdpl, dan 3.400 mdpl. Di ketinggian 4.150 mdpl terdapat camp keempat, serta camp terakhir berada di ketinggian 5.200 mdpl.
Tentunya sebelum mencapai tempat camp terebut ia perlu menaiki sebuah pesawat bernama otter. Sebagai tambahan informasi, otter merupakan satu-satunya kendaraan untuk mencapai tempat camp-nya.
Hebatnya kedua pendaki asal Indonesia ini berani mendaki puncak gunung Denali di Alaska tanpa menggunakan potter. Jadi, baik Putri maupun Fandhi, sama-sama membawa tas gunung yang berisikan perlengkapan pendakian secara mandiri. Beban bawaan dari keduanya pun tidak main-main, totalnya bisa mencapai 40-60 kg. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri saat mendaki bagi keduanya.
Sebagai seorang pendaki tentu penting untuk mengetahui informasi seputar cuaca secara akurat di tempat yang akan mereka tuju. Sebab gunung dengan ketinggian 6.190 mdpl ini mempunyai karakter salju yang tebal meskipun di musim panas.
Bahkan di sana hujan salju bisa turun sewatu-waktu dan menyebabkan tenda-tenda para pendaki tertimbun. Tidak hanya itu, ketika hujan salju tiba biasanya akan mengganggu jarak pandang pendaki. Jika peristiwa itu terjadi dampaknya menyebabkan pendakian bisa tertunda hingga beberapa hari.
Maka, tak jarang juga banyak para pendaki yang gagal mencapai puncak pada musim pendakian ini. Penyebab utamanya karena akibat terjangan angin kencang yang membuat suhu berada di bawah 0 derajat celcius.
Untungnya Putri dan Fandhi bisa mengatasi tantangan yang mereka hadapi selama mendaki. Pendakian dari kedua anak bangsa ini dapat mengharumkan nama bangsa. Ditambah lagi keduanya juga membuktikan bahwa perempuan Indonesia mampu mencapai salah satu puncak tertinggi di dunia secara mandiri.