Dua pemuda Indonesia, bernama Irvan Hermala dan Agus Ismail, untuk pertama kalinya bangun startup hingga mencapai ke pelosok negeri. Pada proyek ini, mereka beri nama dengan ‘Berbagi Listrik’.
Dapat diketahui bahwa dua pemuda yang bangun startup tersebut adalah alumni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), suatu lembaga yang mengelola dana pendidikan, yang mempraktikkan ilmunya dengan mengabdi di tanah air sebagai bentuk tanda kontribusinya terhadap bangsa dan negara.
Startup yang dibangun oleh kedua pemuda tersebut berawal dari keresahan mereka atas terbatasnya akses listrik di Indonesia. Bahkan, terdapat 2 juta rumah tangga yang belum sama sekali mendapatkan aliran listrik.
Diketahui dari laman instagram LPDP, Berbagi Listrik kerap konsisten untuk membagikan listrik berbasis energi terbarukan secara gratis hingga ke berbagai daerah yang belum teraliri listrik. Selama proses membangun misinya tentu bukan hal yang mudah bagi Irvan maupun Agus. Hingga akhirnya, pada 2018 startup ini berhasil di bangun di bawah naungan Yayasan Wakaf Energi Nusantara.
Sebelumnya, Irvan yang diketahui sempat berkecimpung ke dalam bisnis keungan syariah ini menggunakan basis wakaf dalam dua program utama Berbagi Listrik, yaitu konsep wakaf PLTS dan wakaf produktif. Di dalam wakaf PLTS, Berbagi Listrik membangun pembangkit listrik tenaga listik di wilayah pemukiman terpencil.
Adapun fasilitas umum yang telah dibangun oleh Berbagi Listrik yakni beberapa pesantren atau madrasah di wilayah NTB dan NTT. Seringkali pula, proyek ini menjangkau daerah terpelosok yang jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Selain karena akses yang sulit dijangkau dan terbatas, namun secara perhitungan bisnis juga tidak menguntungkan.
Oleh karena itu, dibutuhkan organisasi seperti Berbagi Listrik untuk membangun dan memberdayakan masyarakat untuk mampu memproduksi listrik dengan mudah didapat seperti dari sinar matahari.
Tidak hanya membangun fasilitas umum, Berbagi Listrik juga melanjutkan pemberayaan ekonomi melalui Balai Energi (BaGi). Hal ini merupakan bagian dari kosep wakaf keduanya (wakaf produktif). Adapun aset yang diwakafkan adalah balai energi serta perangkat pembangkit listrik.
Dengan demikian, masyarakat bisa memanfaatkan balai energi tersebut untuk mengembangkan produksi produk-produk lokal. Sementara, hasil dari Balai Energi selanjutnya akan dikembangkan seperti aset-aset wakaf produktif lainnya seperti kedai dan objek wisata.
Selain itu, terdapat 6 lokasi di daerah Provinsi NTB dan NTT yang telah merasakan dampak dari Berbagi Listrik ini. Dengan bantuan jaringan kerjasama oleh donatur yang mencapai Rp1,08 miliyar.
Berbagi Listrik juga akan meluaskan layanannya ke 7 sasaran di berbagai daerah lainnya, yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku Tengah.