Menjadi dokter bukanlah suatu tanggungjawab yang mudah. Bahkan, untuk membuktikan komitmennya tersebut para dokter rela berkontribusi untuk menjadi dokter hingga mengabdi ke pedalaman Indonesia.
Kontribusinya tersebut merupakan sebagai bentuk pengabdiannya dalam melayani masyarakat Indonesia. Maka dari itu, berikut 5 dokter inspiratif yang mengabdi di pedalaman Indonesia.
1. dr. Ratih Citra Sari
Ratih Citra Sari merupakan seorang dokter yang selalu sigap jika menangani daerah bencana. Ia juga kerap disebut dengan dokter “spesialis bencana”. Namun, jika sedang tidak membantu korban bencana, maka Dokter Ratih suka membuka praktek di hutan dan wilayah pedalaman Indonesia.
Meskipun menjadi dokter pedalaman mengalami banyak rintangan, Ratih kian aktif menjadi dokter relawan medis untuk di daerah-daerah terpencil, terutama jika wilayah tersebut sedang terkena bencana.
Dengan demikian, Ratih berharap supaya terus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan. Terutama jika hal tersebut berkaitan dengan pertolongan pertama (first aid). Dengan adanya bekal pertolongan pertama, ia yakin masyarakat dapat melakukan tindakan pertama pada pasien demi meringankan rasa sakit dan meningkatkan peluang keselamatan pasien sebelum akhirnya ditangani dokter.
2. dr. Debryna Dewi Lumanauw
Dokter relawan selanjutnya, yaitu Debryna Dewi Lumanauw. Alasan Debryna tergerak untuk menjadi dokter relawan, karena dirinya ingin berkontribusi untuk bangsa dan berharap pandemi Covid-19 di Indonesia cepat berlalu.
Ia juga mengatakan rasa kesusahannya ketika ingin merujuk pasien ketika berada di pedalaman. Lantaran pasien tersebut harus dibawa dengan kapal untuk menuju ke pulau lain. Tidak hanya itu, kendala ketika menjadi dokter di pedalaman Tanah Air adalah ketika melihat peralatan medis di sana seperti tabung oksigen yang tidak ada isi oksigennya dan obat yang rata-rata kadaluwarsa.
3. dr. Amalia Usmaianti
Amalia Usmaianti juga termasuk salah satu dokter muda yang bertugas di pedalaman Boven, Papua. Jika melihat dari cerita yang kerap di unggah di laman facebook miliknya, terkadang dokter lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara ini harus menempuh jarak belasan kilometer untuk menangani pasien yang membutuhkan pertolongan.
Ia juga menceritakan kondisi jalan di sana yang masih banyak belum di aspal. Oleh karena itu, ia berharap agar jalanan distrik segera diaspal sehingga memudahkan masyarakat dalam proses ketika akan merujuk pasien. Nantinya, jalan tersebut juga bisa digunakan untuk warga berinteraksi dengan dunia luar.
4. dr. Fajri Nurjamil
Kemudian ada sosok dr. Fajri Nurjamil yang merupakan dokter berasal dari Aceh yang sudah mengabdikan dirinya di daerah pedalaman Papua, tepatnya di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
Dokter Fajri juga mengungkapkan bahwa warga di pedalaman Kabupaten Asmat mudah terserang penyakit yang seperti malaria, infeksi saluran pernapasan (ispa), penomoni, diare dan penyakit kulit. Yang menjadi faktor tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari faktor alam, perilaku hidup bersih dan sehat, serta faktor adat istiadat.
Oleh kaena itu, tak jarang ia dokter Fajri juga kerap memberikan penyuluhan mengenai pola hidup bersih dan sehat.
5. dr. Maria Kristiana
Dokter Maria menjadi daftar terakhir dokter yang mengabdi di pedalaman Indonesia. Dokter berdarah Jawa ini mengabdikan dirinya untuk merawat suku-suku pedalaman Jambi.
Berbagai ancaman penyakit yang kerap menyerang masyarakat di sana seperti malaria, hepatitis, demam berdarah, gizi buruk, tuberkulosis, dan penyakit mematikan lainnya. Oleh karena itu, dengan kehadiran dokter Maria tentunya sangat membantu penanganan dari serangan penyakit bagi masyarakat pedalaman Jambi.