Dirut WHO Region Eropa Optimis Pandemi COVID-19 Berakhir Pada 2022

“Skenario terburuk sekarang telah berakhir. Ini pesan optimis.”

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hans Kluge memberikan pernyataan optimis, jika pandemi virus COVID-19 akan berakhir pada 2022.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hans Kluge memberikan pernyataan optimis, jika pandemi virus COVID-19 akan berakhir pada 2022.

Bagi Anda yang sering bertanya-tanya, kapan pandemi COVID-19 berakhir? Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini memberikan gambaran yang cukup optimis. Melalui Direktur Regional Eropa, Hans Kluge menyebut jika Corona akan berakhir pada 2022. 

Seperti dikutip Anadolu Agency, kepada salah satu radio asal Denmark, Hans Kluge akan masih menyebar di 2021, namun mudah dikendalikan dibanding 2020.

“Skenario terburuk sekarang telah berakhir. Ini pesan optimis,” ujar Hans Kluge seperti dikutip Anadolu Agency.

Selain itu, dalam wawancara kepada radio DR Denmark, ia menambahkan jika mutasi yang terjadi pada virus Corona merupakan hal yang wajar dan normal. Saat ini, WHO sendiri masih memantau dengan cermat keefektifan vaksin yang dikembangkan untuk melawan COVID-19. 

Vaksin COVID-19 sendiri dapat diubah berdasarkan mutasi baru. Penyebaran mutasi baru yang cepat kini menjadi perhatian khusus WHO. Klauge juga meyakini jika mutasi virus tidak akan di luar kendali, tetapi hal ini harus ditanggapi dengan serius mengingat banyak negara kini berada dalam masalah besar varian baru COVID-19. 

Masalah besar tersebut akan muncul, ketika mereka yang divaksinasi berada di lingkungan yang sama dengan mereka yang belum divaksin. Diharapkan, penjadwalan vaksinasi pun harus sesuai dan tepat sasaran. 

Tercatat, saat ini virus Corona 19 telah menginfeksi kurang lebih 112 juta warga seluruh dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 2,4 juta jiwa dan sembuh 87 juta jiwa. Negara-negara dengan kasus COVID-19 terbanyak yakni sebagai berikut: 

  1. Amerika Serikat (28 juta kasus)
  2. India (11 juta kasus)
  3. Brasil (10 juta kasus)
  4. Rusia (4,17 juta kasus)
  5. Inggris (4,12 juta kasus)
  6. Perancis (3,6 juta kasus)
  7. Spanyol (3,1 juta kasus)
  8. Italia (2,8 juta kasus)
  9. Turki (2,6 juta kasus)
  10. Jerman (2,3 juta kasus)
Exit mobile version