Melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Kemenparekraf melaporkan kalau sektor pariwisata Indonesia menjadi salah satu yang terdampak pandemi COVID-19. Namun, di satu sisi, mereka juga mendapatkan efek domino dari digitalisasi saat pandemi.
Ketika semua hal beralih ke digitalisasi, pelaku usaha di sektor pariwisata rupanya sukses membuka 1,1 pekerjaan baru, loh! Hal ini disampaikan langsung oleh Sandiaga Uno saat menghadiri B20 Indonesia Summit, Minggu (13/11).
“Melalui digitalisasi dengan dukungan usaha mikro kecil dan menengah dan perusahaan, kami dapat menambahkan pekerjaan berkualitas lebih baik, dibandingkan dengan angka pra-pandemi,” terang Sandiaga.
Menurutnya, kehadiran teknologi digital telah menciptakan job desk baru, seperti reviewer produk, YouTuber, hingga influencer yang kini kian moncer. Meski begitu, dirinya mengakui belum ada hitungan empirik jumlah investasi yang mengalir untuk sektor kreatif.
“Saya cukup yakin dalam tiga sampai lima tahun ke depan kami bisa menarik sekitar US$ 6 hingga 8 miliar investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Sandi.
Ia juga menambahkan, peluang dan dampak ekonomi kreatif bagi masyarakat sangat besar dalam menunjang pariwisata. Capaian ini menjadi salah satu dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang sedang fokus dijalankan oleh pemerintah. Mulai dari kerajinan, kuliner, restoran, hingga hotel dan kafe.
Sandiaga turut menceritakan pula bagaimana nasib Bali selama dua tahun ketika pandemi melanda. Bali digambarkannya sebagai kota ‘hantu’ yang sepi. Meski begitu, kondisi ini malah mendorong terjadinya digitalisasi di sektor pariwisata Bali, Sob. Ia menjelaskan, dampak dari digitalisasi tersebut adalah crowd control.
“Kami dapat mengidentifikasi destinasi yang siap dengan sertifikasi kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan,” kata Sandiaga.
Salah satu faktor yang diperhatikan dalam pengembangan pariwisata menurut Sandiaga adalah kesiapan transisi pandemi. Saat ini, peringkat Indonesia di forum ekonomi dunia peringkat ke-12 untuk pengembangan pariwisatanya. Bagus banget!
Alasan Indonesia pada akhirnya bisa menduduki posisi 15 besar di dunia untuk sektor pemulihan pariwisatanya adalah pertama, Presiden Jokowi memprioritaskan lima destinasi super prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang. Kedua, adanya program inklusivitas pariwisata.
“Artinya pariwisata telah memungkinkan sektor-sektor tersebut mencakup Usaha Mikro Kecil dan Menengah,” jelas Sandiaga. Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki 64 juta usaha mikro kecil dan menengah yang berkontribusi pada sekitar 97% dari pekerjaan.