Melepas rasa penat di waktu liburan dengan mengunjungi destinasi wisata di Pulau Dewata menjadi salah satu pilihan yang tepat. Selain banyak pantai yang menawarkan pemandangan menakjubkan, ada suatu tempat yang cocok bagi kamu yang ingin menenangkan pikiran dengan suasana yang bersih dan nyaman, yups, selamat datang di Desa Penglipuran.
Desa yang terletak di Kabupaten Bangli ini mendapatkan predikat sebagai desa terbersih di dunia nomor tiga sejak tahun 2016 hingga sampai sekarang! Wisatawan yang mengunjungi dasa ini dijamin tidak menemukan tumpukkan sampah dan tersedia tempat sampah dimana-mana. Bangunan-bangunan yang berjajar di Desa Penglipuran khas dengan bangunan Bali dengan konsep Tri Mandala yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
Utama Mandala berada di bagian utara yang terdapat pura, Madya Mandala yakni di bagian tengah yang diisi dengan pemukiman penduduk, dan yang terakhir Nista Mandala di sebelah selatan yang terdapat makam.
Jangan heran bila Desa Penglipuran mendapat predikat sebagai desa terbersih di dunia, setiap bulannya saja seluruh ibu rumah tangga yang tinggal di desa ini dikumpulkan untuk mengumpulkan dan memilih sampah. Adapun kategori sampah organik akan diolah menjadi pupuk dan sampah non organik dapat dijual atau diberikan ke bank sampah.
‘Rahasia’ Mengapa Desa Penglipuran Menjadi Desa Terbersih di Dunia
Desa Penglipuran bisa menjadi panutan bagi wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, terdapat tiga ‘rahasia’ yang menjadikan Desa Penglipuran ini menduduki peringkat ketiga sebagai desa terbersih di dunia.
Komitmen dengan Aturan.
Ternyata, kepribadian masyarakat akan peduli dengan kebersihan desa ini terjalin secara turun-temurun. Desa Penglipuran memiliki aturan desa yang mengatur soal kebersihan di desa atau disebut awig-awig. Dalam aturan tersebut terdapat kewajiban menjaga lingkungan, kebersihan, keasrian, dan keindahan Desa Penglipuran. Jika ada seseorang yang membuang sampah tidak pada tempatnya maka akan diberikan teguran.
Kebiasaan Bermusyawarah
Penduduk Desa Penglipuran ini memiliki kebiasaan bermusyawarah. Tentu saja tujuan dari musyawarah tersebut adalah untuk mencapai suatu keputusan tertentu atau mengatasi sebuah masalah yang terjadi di lingkungan desa. Mulai dari masalah kecil hingga besar, penduduk desa memilih untuk menyelesaikan masalah dengan bergotong royong.
Tri Hita Karana
Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup yang dijunjung tinggi oleh penduduk Desa Penglipuran. Falsafah tersebut menjaga keharmonisan dalam relasi antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan Tuhan.
Wisatawan yang berkunjung ke desa terbersih di dunia ini diperbolehkan untuk melihat bagian dalam rumah penduduk. Tidak jarang dari penduduk yang menawarkan produk oleh-oleh khas Bali.