Delution Architect dan Segudang Prestasi Mereka

Delution Architect dari Jakarta menuai prestasi. Mereka dinobatkan sebagai Kantor Terbaik Se-Asia Pasifik!

Delution Architect

Delution dinobatkan sebagai Kantor Terbaik Se-Asia Pasifik di Hong Kong, lalu dapat penghargaan arsitektur di Jerman, Italia, dan Istanbul. Foto: dok.Pribadi

Baru-baru ini, dunia arsitek Indonesia kembali diramaikan dengan penghargaan yang diboyong anak bangsa nan inspiratif. Mereka adalah Delution Architect, konsultan arsitektur dan desain interior asal Jakarta ini memiliki segudang prestasi. Berdiri tahun 2013, Delution berhasil membuktikan bahwa firma arsitektur Indonesia tidak kalah berkualitas dengan firma luar negeri.

Menurut CEO Delution, Muhammad Egha, Delution berdiri atas dasar keinginan dirinya dan kawan-kawan arsiteknya yang ingin memiliki kantor arsitek sendiri. Namun menurut Egha, saat itu kondisi Indonesia belum mendukung arsitek muda untuk membangun karya ikonik serta idealis.

“Saat itu, klien yang datang kebanyakan berpikir tentang fungsional dan gimmick oriented saja. Jadi tidak jarang ketika kita membeli properti di Indonesia, pasti hasil aslinya tidak sesuai dengan ekspektasi pada gambar,” jelas Egha.

Keadaan ini tak membuat Delution Architect menyerah, mereka menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk melebarkan sayap pada layanan menjadi konsultan arsitek, kontraktor, developer, serta furnishing.

“Jika Delution memiliki semua resource, kami bisa dengan leluasa mengambil keputusan tanpa harus terlibat konflik kepentingan. Layanan lengkap ini kami jalani hingga tahun 2019 melakukan rebranding dengan nama The Delution Company,” terang Egha.

Setelah rebranding, The Delutin Company kini membawahi empat bisnis bernama Delution (consultant), Delution Build (construction), Onel (retail furnishing), dan Delution Land (developer).

“Delution memiliki visi jangka panjang untuk menghadirkan ruang-ruang ikonik, baik itu di rumah, kantor, bangunan, taman, ruang kota, atau apapun itu. Delution ingin setiap ruang atau bangunan bisa memiliki nilai lebih di luar fungsionalnya,” jelas Egha.

Berkat kerja keras dan idealisme yang dipertahankan, Delution meraup penghargaan demi penghargaan pada ajang arsitektur nasional maupun internasional. Di tahun 2015, Delution dinobatkan sebagai Kantor Terbaik Se-Asia Pasifik di Hong Kong, lalu mendapat penghargaan arsitektur di Jerman, Italia, dan Istanbul untuk kategori Special Mention dan Gold Mention di tahun 2016.

Sedangkan di tahun 2017 dan 2018, Delution menjadi pemenang penghargaan dari Architizer.com dan Architecture Masterprize. Bahkan di tahun 2019, salah satu media rujukan arsitektur dunia yakni ArchDaily memberikan dua apresiasi Best House of 2019, dan The 20 Most Bookmarked Project in 2019. Selain itu, melalui karya Delution yaitu The Twins, mereka memboyong penghargaan dari Architizer Awards 2020 kategori Small Architecture+ Small Living by People Choice.

Mendapatkan segudang penghargaan tak membuat Delution berpuas diri. Mereka akan terus memperbanyak proyek yang dibungkus dengan nilai dari Delution yakni ikonik dan new paradigm tanpa melewatkan karakteristik dari masing-masing bangunan.

“Kami juga ingin sekali menyelesaikan masalah besar di masyarakat Indonesia maupun dunia mengenai global homeless. Ini terjadi karena bangunan masih menjadi produk mahal yang sulit terjangkau oleh masyarakat kelas bawah. Kami cukup intensif mengembangkan teknologi konstruksi yang pada akhirnya bisa menciptakan rumah ikonik, murah, dan pembangunannya cepat,” tutup Egha.

Exit mobile version