David Soong: Dari Wedding Hingga Startup Fotografi “SweetEscape” yang Mendunia

DAVID SOONG

DAVID SOONG

Industri kreatif memang tidak ada matinya! Inovasi dari hari ke hari selalu muncul yang terbaru. Salah satunya adalah SweetEscape yang diinisiasi oleh David Soong. SweetEscape sendiri adalah startup penyedia jasa fotografer profesional Indonesia hingga luar negeri. Dirinya membuktikan, bahwa keterbatasan tak menghalangi menjadi photopreneur sukses.

David Soong bukanlah orang kemarin sore di dunia enterpreneur. Sejak tahun 2002, ia terjun ke bisnis kreatif melalui Axioo Photography, jasa fotografi wedding atau pernikahan. Bersama sang istri, David juga membangun bisnis kuliner yakni Boga Group yang mengelola beberapa brand seperti Kintan Buffet, Shaburi, Pepper Lunch, dan Onokabe.

Setelah merambah bisnis wedding photography dan kuliner, David menjajal peluang bisnis di bidang teknologi dengan mendirikan SweetEscape di tahun 2017. Berawal dari keinginan pribadi yang ingin muncul dalam foto keluarga saat liburan, David kemudian merintis jasa fotografi SweetEscape. “Selama jadi fotografer jarang banget saya ada dalam foto keluarga. Ketika jalan-jalan, saya inget banget nggak ada foto bertiga, yang ada minta bantuan orang mengambil foto saya. Bermula dari situ, kita dapat poinnya,” ujarnya.

Dalam mendirikan SweetEscape, David terbilang berani karena melalui bootstrap alias tanpa bantuan angel investor hingga venture capital. Kini, SweetEscape menjadi aplikasi on demand photography yang menjangkau 500 kota di seluruh dunia.

“Konsepnya begini, kami punya local photographer yang kemanapun kita pergi bisa booking lewat aplikasi dan janjian ketemu di mana. Jadi, klien tidak perlu repot membeli tiket atau membiayai akomodasi fotografernya,” jelas David.

Menggunakan metode bootstrap pun dipilih David bukan tanpa perhitungan matang. Menurutnya, bisnis tak melulu memikirkan pendanaan investor namun mulai dari kecil dengan catatan harus berani punya mimpi besar. “Saya bermimpi SweetEscape bisa seperti Airbnb. Tidak boleh minder sampai takut terus tidak memulai. Saya percaya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,” paparnya.

David memaparkan saat memulai bisnis secara bootstrapping, “Saya selalu bootstrapping dengan limited resources, ada market baru digedein. Dari ide sederhana, akhir 2015 bikin prototype website dan orang bisa booking, sesimpel itu. Kita mulai dengan 5 kota yakni Bali, Tokyo, Los Angeles, Sydney, dan Paris untuk tes pasar. Nah, sebelum cari investor, tes pasar saya lakukan dengan uang sendiri,” cerita David.

Pria lulusan Seattle University Amerika Serikat ini juga menceritakan pada awal mulai website SweetEscape ready, klien yang datang tidak hanya dari Indonesia namun luar negeri. “Mulai dari Amerika, Filipina, dan Singapura menggunakan SweetEscape waktu pertama kali resmi buka. Seneng banget!,” ingatnya.

Dalam menjaga konsisten style dari fotografer yang beragam, David mencontek gaya dari Starbucks. “Saya belajar dari Starbucks yang baristanya banyak. Di SweetEscape, di mana pun fotografernya motret, kita yang kerjakan editing. Diperlukan SOP, cek dan ricek, feedback, tim yang mau belajar dan terima kritik,” jelasnya.

Setelah beroperasi selama kurang lebih 3 tahun, SweetEscape telah mendapatkan suntikan dana sebesar 6 juta dollar atau sekitar Rp 84,7 miliar di pendanaan seri A untuk startup. Putaran pendanaan seri A SweetEscape melibatkan beberapa bisnis ventura seperti Openspace Ventures, Jungle Ventures, dan Burda Principal Investments.

Exit mobile version