David Hidayat adalah salah satu putra Minangkabau yang berhasil mendedikasikan hidupnya untuk turut membangun desa lewat komunitas selam. Berikut ini kisah inspiratif selengkapnya dari David.
David lahir dan besar di Desa Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Dia sempat mengenyam pendidikan menengah hingga kuliah di Kota Padang. Namun, setelah lulus, alih-alih menjadi pekerja kantoran, David justru tergerak untuk kembali ke tanah kelahirannya.
Setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi di salah satu universitas swasta di Kota Padang, David memantapkan hati untuk kembali ke kampung halamannya di Sungai Pinang, Sumatra Barat.
Bangun Komunitas Selam Andespin
Pada 2014 David tergerak untuk membangun sebuah komunitas selam di desanya. Hal ini tercetus didorong hobi dan kecintaannya terhadap menyelam. Namun, ketika sedang giatnya membangun komunitas, ia sadar lingkungannya benar-benar dalam kondisi tidak baik.
Mengapa demikian? Pantai-pantai di daerah Desa Sungai Pinang terkena abrasi yang sangat parah akibat kerusakan hutan mangrove. Bukan cuma itu, kerusakan ekosistem laut juga jadi masalah serius.
Alhasil niat mendirikan komunitas selam menjadi sebuah dorongan untuk melakukan aksi konservasi. Komunitas selam dimaksudkannya juga untuk memulihkan lingkungan pesisir dan ekosistem bawah laut di desanya.
Dengan semangatnya, David membangun komunitas selam yang diberi nama Andespin Deep West Sumatra. Tahukah Sobat, Andespin merupakan singkatan dari Anak Desa Sungai Pinang. Nah, seluruh anggota dari komunitas ini adalah teman David semasa kuliah.
Melakukan Konservasi Terumbu Karang
Untuk memulai komunitasnya, David dan teman-temannya melakukan penanaman dan perawatan terumbu karang terlebih dahulu. Mereka juga cukup aktif terlibat dalam proses transplantasi terumbu karang. Kemudian, mereka juga melakukan kolaborasi Andespin dengan para nelayan untuk berkomitmen menjaga dan memulihkan ekosistem bawah laut di wilayah tersebut.
Proses transplantasi terumbu karang melalui proses pengambilan bibit terumbu karang yang ada. Setelahnya, David dan teman-temannya membuat wadah dari beton dan rak-rak besi untuk menampung bibit tersebut.
Kini, berkat inovasinya, ekosistem bawah laut di Pantai Desa Sungai Pinang telah ditanami 20 ribu bibit terumbu karang, Sob. Tak jarang juga sekarang di kawasan ini menjadi tujuan wisata dan sumber penelitian.
Penanaman Mangrove di Pesisir Pantai Sungai Pinang
Selain melakukan transplantasi terumbu karang, komunitas Andespin juga menanam bibit mangrove di sepanjang pesisir Pantai Sungai Pinang. Jika dihitung-hitung sejak 2009 sampai saat ini sudah ada sekitar 20 ribu bibit mangrove berhasil ditanam di berbagai lokasi, termasuk Pantai Manjuto dan Pantai Erong di pesisir selatan.
Upaya David melakukan konservasi lingkungan membuatnya kian sadar pentingnya meningkatkan literasi lingkungan bagi masyarakat. Kini, bersama dengan komunitasnya, David juga aktif mengadakan edukasi tentang isu-isu lingkungan di sebuah tempat bernama Warung Kampanye Andespin di Sungai Pinang.
Nah, karena dedikasi yang tinggi dalam menjaga lingkungan laut, pada 2022 David Hidayat menerima Penghargaan Lingkungan SATU Indonesia dari Astra Indonesia, dalam rangka Satu Indonesia Awards. Keren banget, kan, Sob?