Indonesia memiliki banyak danau yang tersebar luar dari Sabang hingga Merauke. Masing-masing wilayahnya mempunyai ciri khasnya tersendiri dalam menarik perhatian publik, yang satu ini dijamin membuat siapapun menjadi bertanya-tanya sekaligus takjub akan keunikannya.
Sudah tahu mengenai Danau Merah Rimba Candi? Berbeda dibandingkan danau-danau pada umumnya yang memiliki warna hijau atau biru, danau ini justru memiliki air berwarna merah seperti darah. Yuk intip sejarah di balik danau tersebut.
Berada di Tanah Sumatera
Danau Merah Rimba Candi terletak di sekitar perbukitan Raje Mandare, merupakan perbatasan Pagaralam dan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Luas dari candi ini sekitar 6 hektar dan tidak mudah untuk berada di sini. Butuh waktu sekitar 1 hari perjalanan dari pusat kota agar pengunjung bisa melihat Danau Rimba Candi.
Sejarah Danau Merah Rimba Candi
Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa nama danau ini terdapat kata candi, apakah sebelumnya daerah ini terdapat sebuah candi? Kabarnya, wilayah di sini merupakan kawasan candi pertama di Sumatera. Kamu akan menemukan beberapa sisa-sisa bangunan yang ada di Danau Merah Rimba Candi.
Dilansir dari Detik.com, kisah ini berlanjut pada kedatangan rombongan Kyai Subroto yang bertujuan menyebarkan ajaran Islam. Sayangnya, penduduk desa Rimba Candi menolak rombongan Kyai Subroto dan disinilah terjadi perlawanan. Konon, munculnya danau berwarna merah darah ini dipercaya ada hubungannya dengan kejadian dari rombongan Kyai Subroto.
Pada tahun 2010 lalu, beberapa warga yang tengah berekspedisi berhasil menemukan danau ini. Uniknya, bila dilihat memang warna air di danau merah merona nampak seperti darah namun jika diangkat menggunakan tangan warna air berubah menjadi jernih kecoklatan! Pada malam hari, Danau Merah Rimba Candi memiliki aroma seperti pandan.
Habitat di Danau Merah
Keunikan bukan hanya ditemui pada warna air danau saja, melainkan tumbuhan dan hewan yang hidup di kawasan ini. Pertama terdapat pepohonan yang tumbuh miring. Jika pohon tumbuh di atas tanah Pagar Alam, maka pohon tersebut akan miring ke arah Pagar Alam. Sebaliknya, apabila pohon tumbuh di tanah Bengkulu, maka miringnya akan ke arah Bengkulu.
Kedua adalah hewan-hewannya. Pengunjung siap-siap melihat kerbau dengan telinga yang dipenuhi oleh sarang lebah dan kelabang raksasa yang berukuran panjang 50 cm dan lebar 30 cm.