Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin canggih dan mulai banyak memiliki dampak dalam berbagai aspek kehidupan manusia, terlebih bagi dunia pekerjaan. Seperti yang kita lihat belakangan ini AI makin menguasai bidang kreatif, bisnis, pendidikan, dan lain sebagainya.
Misal dari industri kreatif untuk bidang film, AI digunakan untuk membuat efek visual yang realistis, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pengalaman penonton. Di industri musik, AI berperan dalam menciptakan lagu baru dan unik. Nggak cuma itu, AI juga sangat membantu untuk pengembangan alat musik.
Sementara pada industri game, AI berguna dalam pembuatan karakter dan mengembangkan gameplay yang menarik.
Dengan segala kecanggihannya, apakah teknologi kecerdasan buatan benar-benar bermanfaat bagi kehidupan manusia? Lantas, dampak AI dari kacamata dunia pekerjaan? Apakah akan membawa perubahan yang baik atau sebaliknya?
Untuk menjawab hal tersebut, menurut dosen dan peneliti manajemen dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Deniey Adi Purwanto, dampak AI pada sektor ketenagakerjaan dibagi menjadi dua hal. Pertama, dengan teknologi ini diperkirakan akan memiliki efek mendalam pada lapangan pekerjaan. Salah satunya hilangnya jenis pekerjaan tertentu.
“Di sisi lain, AI itu menggantikan beberapa tugas, yang tadinya dikerjakan oleh manusia, oleh tenaga kerja. Tetapi perkembangan AI juga memunculkan lapangan kerja baru, baik secara parsial di satu sektor, maupun secara global,” katanya saat menghadiri diskusi yang digelar oleh lembaga kajian ekonomi Indef pada Maret lalu.
Berdasarkan prediksi World Economic Forum, hingga tahun 2025, kurang lebih 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh AI. Dalam periode yang sama, laporan tersebut juga menyebutkan kalau AI akan mendorong penciptaan 97 juta lapangan kerja baru.
Deniey mengatakan kalau berpatokan dari angka-angka yang tercatat dalam laporan World Economic Forum, justru akan menimbulkan net impact yang positif. Lantas bagaimana apabila kondisinya seperti di Indonesia?
Dampak AI untuk Dunia Kerja di Indonesia
Sayangnya untuk di Indonesia sendiri belum ada penelitian mendalam terkait dampak AI untuk di sektor tenaga kerja. Meskipun demikian, sudah ada sejumlah referensi yang memprediksi kurang lebih 50 persen hingga 60 persen pekerjaan akan berdampak otomatis karena adanya penggunaan AI.
“Beberapa pekerjaan memiliki resiko cukup tinggi untuk terdampak otomatis melalui AI. Di antaranya retail, jasa, industri manufaktur, termasuk lapangan kerja yang erat kaitannya dengan administrasi kantor, aktivitas penunjang kantor, dan aktivitas penunjang usaha lainnya,” ungkap Deniey.
Namun diperkirakan ada empat hal dampak teknologi kecerdasan buatan yang berkenaan langsung dengan dunia ketenagakerjaan. Apa saja itu? pertama, adanya pengurangan jam kerja, pendapatan yang menurun bahkan hingga ke pemutusan hubungan kerja.
Kedua, mobilitas tenaga kerja baik secara horizontal, yakni antarjenis, atau vertikal yakni antarwilayah. Ketiga, adanya perumusan kembali tugas dan pekerjaan yang disebabkan karena sebagian atau keseluruhan akan dikerjakan dengan AI. Dan terakhir, keterampilan tenaga kerja diatasi dengan upaya pelatihan atau sejenisnya.
Oleh karena itu, sebagai salah satu jalan, lanjut Deniey, solusinya harus ada upaya untuk mempersiapkan angkatan kerja yang disebut Al-Ready. Hal ini bisa nggak mesti harus dengan angkatan kerja baru, tetapi bisa juga dilakukan penyesuaian dengan melatih seluruh tenaga kerja yang saat ini.
Menurut Sobat gimana? Apakah di masa depan teknologi AI akan membawa dampak positif atau sebaliknya?