Saat ini banyak orangtua berbondong-bondong memasukkan anaknya sedini mungkin untuk sekolah. Mulai dari ingin anak lebih pintar dan siap dalam menghadapi sekolah hingga ingin memberikan yang terbaik. Niat baik ini patut diacungi jempol, namun pernahkah orangtua paham bahwa terdapat dampak negatif jika anak sekolah terlalu dini?
Pada dasarnya tingkatan sekolah anak dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) di usia 4 tahun, SD usia 6-7 tahun, SMP, dan seterusnya hingga ke perguruan tinggi. Namun mirisnya saat ini banyak orangtua yang sudah mulai menyekolahkan anaknya sejak usia 1 tahun.
Padahal menurut Dinas Kesehatan, dilansir rahma.id, umumnya otak anak usia 0-5 tahun akan berkembang cepat hingga 80%, di usia ini seharusnya mereka sedang di masa menyerap informasi dengan baik. Bukan hanya otak saja tetapi secara mental dan fisik di usia tersebut juga sudah mulai terbentuk. Masa ini disebut dengan keemasan atau golden age, Sob.
Sebenarnya menyekolahkan anak sejak dini memang bagus, akan tetapi juga ada dampak negatif bagi si anak, Sobat. Apalagi kalau sampai anak dipaksa untuk bersekolah, namun si anak belum memiliki kesiapan secara usia dan mental. Akibatnya bisa membuat anak semakin tertekan. Maka dari itu, kematangan usia anak untuk bersekolah sangatlah penting diperhatikan karena akan berpengaruh pada emosinya.
Tiga Hal Jika Memaksakan Anak Bersekolah sejak Dini
Menurut Neil Postman (1970) dalam bukunya berjudul The Disappearance of Childhood menyebutkan ada tiga dampak negatif anak bersekolah terlalu dini. Pertama mereka akan kehilangan dunia masa kanak-kanak. Mereka merasa dunia bermainnya semakin berkurang dan seakan dunia mainnya telah direnggut oleh orangtuanya. Kalau sudah seperti ini bisa-bisa ketika anak-anak sudah dewasa malah ingin bermain layaknya anak-anak.
Selanjutnya berdasarkan teori tapal kuda, apabila anak sekolah terlalu muda maka akibatnya akan mudah merasa bosan yang tak menentu di jenjang pendidikan. Jika hal ini terjadi dampaknya bisa merepotkan para guru untuk menemukan titik jenuh pada anak.
Sedangkan yang terakhir Neil Postman juga mengatakan dalam bukunya kalau menyekolahkan anak terlalu dini akan menyebabkan kreativitas dan daya kembang sang anak dalam mengekspresikan sesuatu hal akan terbatas.
Selain itu, Amerika Serikat saja, misalnya yang notabene adalah negara maju pun menetapkan aturan untuk anak bersekolah harus berusia lima tahun per 1 September 2022. Sebab kalau anak bersekolah di usia yang belum tepat dapat mengalami resiko gangguan psikologis semacam attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Berdasarkan hasil para ahli dari ketiga universitas seperti University of Toronto, Northwestern University, dan University of Florida pun turut mendukung pernyataan tersebut pada tahun 2017.
Disarankan Berkonsultasi ke Psikolog
Nah, menurut pendapat dr. Devika Yuldharia yang tertulis di laman resmi Alodokter, jika orangtua ingin menyekolahkan anaknya terutama ke jenjang sekolah dasar (SD) pada usia di bawah 6 tahun, maka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke psikolog, ya.
Adapun tujuannya adalah agar psikolog bisa melakukan beberapa tes kepada anak untuk melihat kesiapan secara mental sebelum memasuki sekolah SD. Apabila hasil tes mentalnya sudah siap, maka baru bisa mendaftarkan anak ke sekolah, ya, Bunda dan Ayah.