Baru saja masyarakat senang karena Pertamax Turbo cs diturunkan pemerintah. Menyusul hari berikutnya, yakni pada Minggu (4/9/2022) pemerintah kembali membuat kejutan lain dengan menaikkan harga BBM Pertalite, Pertamax dan Solar. Hal ini tak hanya membuat masyarakat berteriak, namun dampak kenaikan BBM juga mengguncang sektor skala besar seperti industri.
Seperti yang kita ketahui, kenaikan bahan bakar minyak terutama solar pada kendaraan bermotor sangat mempengaruhi industri di sisi logistik. Ya, kenaikan BBM bisa meningkatkan ongkos logistik industri yang memiliki efek domino menjalan hingga ke kenaikan produk.
Nah, Sampaijauh.com sudah merangkum setidaknya ada 7 sektor industri yang terkena dampak besar-besaran dari kenaikan BBM. Jangan lupa, tarik nafas yang dalam sebelum menyimak daftar di bawah ini, Sob!
Industri Logistik
Siapa di sini yang kalau belanja online selalu mengandalkan voucher gratis ongkir? Sob, dengan adanya kenaikan BBM, voucher gratis ongkir berpotensi punah dan bahkan ongkos pengiriman barang ke konsumen bisa naik 10%!
Nggak cuma ke konsumen, industri yang kerap menyewa truk untuk kegiatan pasokan barang juga harus siap-siap karena Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia berencana menaikkan harga sewa truk hingga 25%. Sabar, ya!
Industri Manufaktur
Industri yang satu ini sangat berperan mengolah dan memproduksi barang yang dibutuhkan sehari-hari oleh khalayak. Dengan adanya kenaikan BBM solar, ongkos logistik ikut naik bahkan Menperin Agus sudah mewanti bahwa produk manufaktur bisa naik 10-15%!
Kenaikan BBM nggak cuma naikin ongkos dan harga barang, namun lama kelamaan bisa memicu pengurangan jumlah karyawan atau PHK hingga membuat PMI (Purchasing Index Manager) terjun ke level 49 di Oktober 2022 dari yang sebelumnya ada di angka 51,7 di bulan ini. Terancam!
Industri Otomotif
Nggak main-main, Ekonom Bhima Yudhistira menyebutkan bahwa sektor otomotif bisa jadi yang paling dirugikan dari kenaikan BBM. Hal ini dikarenakan masyarakat tentunya akan mengurangi pembelian motor dan mobil. Subsektor otomotif dari mulai bengkel hingga layanan pembayaran juga akan terdampak
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Sama kaya di industri manufaktur, dengan naiknya BBM Pertalite dan Solar ajuga kan meningkatkan ongkos logistik perusahaan yang akhirnya bisa mengerek harga produk pakaian jadi lebih mahal. Bahkan diprediksi, kenaikan BBM bisa membuat daya beli masyarakat menurun kembali hingga 550.000 pekerja industri dirumahkan.
Industri Makanan dan Minuman
Sampaijauh.com sudah pernah membahas, nih, bagaimana kenaikan BBM bisa berdampak pada industri mamin. Ongkos produksi pada industri makanan dan minuman (mamin) berpotensi naik di kisaran 1-2 persen. Padahal ongkos logistik itu sendiri berkontribusi hingga 6 persen terhadap biaya produksi. Mau nggak mau, harga minuman dan makanan jadi lebih mahal sekarang untuk mengatasi biaya produksi yang makin mahal.
Industri Pariwisata
Ya, sektor pariwisata dari restoran hingga hotel yang belum sepenuhnya bangkit dari pandemi Covid-19 juga berpotensi terkena guncangan dari kenaikan harga BBM. Para pengusaha hotel berpotensi mengeluarkan ongkos operasional yang lebih besar karena biaya pengangkutan perlengkapan hotel dipastikan ikut naik. Selain itu, itu bahan pangan untuk restoran di hotel juga ikut naik karena ongkos logistik naik. Belum lagi menurunnya minat berwisata karena ongkos transportasi kemana-mana juga naik. Haduh!
Industri Jasa Transportasi
Sebelum ada wacana BBM naik, Kementerian Perhubungan sudah mengimbau para penyedia jasa layanan trasnportasi online untuk menaikkan tarif. Ditambah dengan adanya kenaikan BBM, yang tentunya menjadi senjata para ojol untuk kesana kemari mengantar pengumpang, tentu saja akan membuat industri jasa transportasi betul-betul menaikkan tarif. Diperkirakan tarif Ojol/Tajol naik 30% dan tarif tranportasi konvensional naik Rp2000.
Melihat perkiraan kenaikan tarif transportasi di atas, Sobat SJ pasti kepingin jadi “anak rumahan” aja, kan?