Nama Daliana Suryawinata mungkin bagi masyarakat Indonesia secara umum masih asing ditelinga. Tapi, bagi para arsitek di Tanah Air nama Daliana Suryawinata patut dijadikan salah satu idola.
Ya, Dana panggilan akrab arsitek kelahiran Jakarta ini merupakan salah satu arsitek urban planner Indonesia yang telah memiliki prestasi di kancah nasional maupun internasional. Ia bersama sang suami Florian Heinzelmann dan Tobias Hofmann telah membangun kantor independen architecture and urbanism bernama SHAU (Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism) tahun 2009 di Rotterdam, Belanda dan Munich, Jerman.
Kantor ini bergerak dibidang konsultan arsitektur yang dapat menawarkan cakupan layanan yang luas mulai dari proyek perkotaan hingga konsep sosial dan lingkungan dalam proses desain. Di tahun 2012, SHAU juga didirikan di Indonesia yakni di kota Jakarta dan Bandung.
Sebelum terjun di dalam dunia arsitek, Daliana Suryawinata sendiri memiliki cita-cita sebagai graphic designer atau komikus. Namun, keinginannya berubah setelah sang ibu memintanya untuk melanjutkan pendidikannya di jurusan arsitektur Universitas Tarumanegara.
Usai lulus S1, Dana mencoba bekerja selama satu tahun di Indonesia, kemudian karena merasa butuh ilmu lebih di bidang arsitek maka ia melanjutkan pendidikan S2 di Berlage Institute, Belanda. Setelah lulus S2, perempuan yang pernah merasa jenuh akan kemacetan dan polusi di Jakarta ini akhirnya diterima bekerja di beberapa perusahaan konsultan arsitek ternama di Belanda, antara lain Office for Metropolitan Authorities (2005-2006) dan MVRDV sebagai pekerja lepas.
Mendapat pengalaman yang tidak ia temukan di kampus, barulah ia mendirikan kantor konsultan arsitek SHAU. Melalui perusahaan yang ia bangun ini, Dana ingin lebih bebas menggali potensi dan ide-ide kreatif untuk membangun desa atau kampung inovatif di dunia.
Selain itu, wanita kelahiran tahun 1980 ini juga bekerja sebagai kurator, peneliti dan pengajar di beberapa kampus di Belanda, seperti Berlage Institute, Rotterdam Academy of Architecture dan Delft University of Technology.
Meski Dana berkembang menjadi arsitek urban ternama di Belanda, kecintaannya terhadap kota Jakarta sangat tinggi. Sebagai contoh saat Bapak Joko Widodo dan Bapak Basuki Tjahaja Purnama menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, ia memberikan konsep arsitektur Superkampung 2045, di mana ia ingin memajukan kampung-kampung di Jakarta sesuai dengan karakteristik dari kampung itu sendiri.
Tidak hanya konsep Super Kampung 2045 saja, beberapa konsep arsitektur masa depan juga pernah tawarkan kepada pemerintah Indonesia, seperti Kampung Vertikal di Muara Angke untuk mengantisipasi banjir yang sering melanda kawasan tersebut, Microlibrary yang diminati pemerintah Bandung untuk menambah minat orang untuk membaca dan mengunjungi perpustakaan, Social Mall yakni mall yang memiliki fasilitas untuk aktivitas masyarakat seperti musholla, klinik, tempat bermain anak, taman, dan bisa menghubungkan antara mal satu dengan lainnya.
Berkat ide-ide inovatif yang pernah ia buat, Daliana dengan SHAU-nya mendapatkan penghargaan di bidang arsitektur antara lain Archinesia Certificate of Appreciation 2012, Indonesian Diaspora Award for Innovation 2012 dari Pemerintah Republik Indonesia, Firm of the Year Award 2017 dari American Architecture Prize, INDE Award 2018 kategori influencer dan lain-lain.