Baru-baru ini pemerintah proaktif memacu pengembangan industri nasional. Hal ini dikarenakan agar industri dalam negeri mampu bersaing secara global, baik secara fiskal maupun nonfiskal.
Mengingat sektor industri manufaktur selama ini konsisten dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional, yakni dengan kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri.
Upaya tersebut merupakan bentuk wujud nyata dari implementasi program proritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Tujuannya tidak lain menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.
Tentunya untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan terobosan atau ide baru dalam bidang industri. Caranya bisa dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terbaru. Jadi tidak hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara organik.
Di sisi lain, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi menyatakan pihaknya akan mendukung terhadap perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh para pelaku industri nasional.
Salah satu bentuk dukungannya yaitu melalui pemberian penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK). Tujuan pemberian penghargaan tersebut untuk meningkatkan semangat para industriawan agar selalu menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru dalam rangka meningkatkan kualitas produk sehingga mampu bersaing di perdagangan domestik ataupun internasional.
RINTEK merupakan salah satu ajang penghargaan untuk 67 perusahaan industri atas 88 rintisan teknologi industri yang telah mereka hasilkan. Ajang penghargaan tersebut telah hadir sejak tahun 2006.
Untuk tahun ini, Kemenperin telah menetapkan daftar 16 perusahaan industri sebagai penerima penghargaan RINTEK. Ke-16 perusahaan tersebut, yaitu sebagai berikut:
PT Organik Inti Indonesia meraih penghargaan di kategori Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia untuk Industri Karet Dalam Negeri. PT Gabag Indonesia memperoleh penghargaan dalam Aplikasi Kantong ASI Pertama di Dunia. PT Packaging Integra Center pada Desain dan Manufaktur Mesin Pengemasan Otomatis (Automatic Case Packer). PT Pupuk Kujang (Persero) sebagai Komersialisasi Produk Pupuk Non-Susidi melalui Penerapan Teknologi NPK Spesifik Komoditas pada Usaha Tani Customer PT Pupuk Kujang.
Kemudian ada dari PT Dexa Medica Herba ASIMOR (Galatonol dan Striatin) mendapatkan penghargaan dalam kategori Fraksi Bioaktif untuk Ibu Menyusui. PT Chroma International pada Wind Tunnel. PT Swayasa Prakarsa: Pengembangan Prototipe Ventilator Dalam Negeri. PT SOHO untuk Industri Pharmasi Curcum Force. CV Batik Teknologi Indonesia sebagai Mesin Batik Tulis “Butimo”.
PT Zeus Kimiatama Indonesia: Sintesis Resin Amina untuk Aplikasi Paint Spray Booth Detackifier di Industri Otomotif. PT Lautan Natural Krimerindo: Pangan Fungsional Tinggi Serat dan Penerapannya untuk Produk Makanan dan Minuman. PT Pupuk Kalimantan Timur: Menurunkan Ammonia Losses 7 Ton per hari dan Meningkatkan Produksi Urea 14 Ton per hari dengan penambahan Low Pressure Ammonia Absorber di Seksi Recovery Pabrik Urea-4.
Terakhir, PT Tatalogam Lestari: Rumah Instan DOMUS Revo. PT LEN Industri (persero) yang juga mendapatkan penghargaan Autonomous Train Control dalam mendukung sustainable Railway (SilMove 4000). PT Konimex memperoleh penghargaan di kategori Pengembangan Alat Diagnostik – Lateral Flow Immunoassay. PT Dirgantara Indonesia (Persero) meraih penghargaan pada kategori Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Attitude Long Endurance (MALE).