Bagi para penikmat kopi, pasti sudah nggak asing lagi dengan jenama Kopi Kenangan, kan? Kini usaha kopi lokal tersebut digadang-gadang sebagai jenama paling populer dan diminati di kalangan masyarakat Indonesia, loh.
Berdasarkan informasi, total keseluruhan cabang Kopi Kenangan di seluruh Indonesia mencapai 800 gerai. Masing-masing tersebar di 45 kota di Indonesia, Sob. Gokil banget nggak, tuh?
Kini kopi yang disebut-sebut menjadi unicorn pertama dalam industri makanan dan minuman (mamin) di Asia Tenggara juga telah mengekspansi produknya hingga ke luar negeri. Negara yang menjadi tujuan ekspansi produk kopi ini ada dua, yaitu Singapura dan Malaysia.
Nah, Sobat, pernahkah terlintas di kepalamu siapa sosok di balik kesuksesan Kopi Kenangan? Ternyata orang hebat di balik keberhasilan Kopi Kenangan di level nasional dan internasional adalah Edward Tirtanata. Edward sempat mengenyam pendidikan di Universitas Northeastern Boston, Amerika Serikat pada 2007 silam.
Latar Belakang Edward Tirtanata
Awal kuliah di Amerika Edward masih bermain-main hingga pada suatu ketika dia dihadapkan dengan krisis ekonomi di dalam keluarganya. Peristiwa itu terjadi selang setahun dia berkuliah di Negeri Paman Sam. Perusahaan pertambangan yang dikelola keluarganya di Kalimantan Tengah harus gulung tikar.
Meskipun sempat alami krisis ekonomi di 2008, tekadnya untuk membuaat keluarganya banngkit patut diacungi jempol, Sob. Alhasil dengan semangatnya dia sukses menamatkan pendidikan kuliahnya hingga menyabet dua gelar, yaitu Akuntansi dan Keuangan.
Bagaimana Edward membangun Kopi kenangan hingga bisa sukses seperti saat ini?
Awal Mula Bangun Kopi Kenangan
Ternyata berdirinya Kopi Kenangan penuh dengan perjuangan dan pengalaman ekstra. Dari perusahaan pertambangan milik keluarganya yang bangkrut, membawa pria kelahiran Bandung pada 1988 ini untuk beralih ke bisnis lain, yaitu bidang makanan dan minuman.
Yaps, pada 2014 dia bersama rekannya bernama James Prananto memulai bisnis mamin pertamanya. Kala itu dia membuka rumah teh premium, Lewis & Carroll. Target bisnisnya adalah kelas menengah ke atas dengan harga teh berkisar Rp40 ribu hingga Rp60 ribu.
Sayangnya bisnis rumah teh Edward pada saat itu nggak bertahan lama. Setelah membuka lima gerai usahanya, bisnis tersebut malah makin terperosok dan akhirnya tutup.
Pantang menyerah, pada 2017 Edward kembali menggagas sebuah bisnis kopi kualitas terbaik dengan harga relatif terjangkau. Saat itu Edward bersama kedua rekannya, James dan Cynthia Chaerunissa, sepakat untuk membuka Kopi Kenangan.
Dinamakan dengan Kopi Kenangan karena Edward mencoba untuk membuat brand usaha semenarik mungkin. Dia mengambil hal simpel, yaitu kopi kenangan mantan atau kini dikenal sebagai Kopi Kenangan.
Dengan modal Rp150 juta, mereka berinvestasi untuk membeli kebutuhan usahanya, yaitu mesin kopi. Melansir Teknologi.id, dalam salah satu wawancaranya Edward mengatakan, waktu itu bisnis kopi kekinian masih belum ramai seperti sekarang. Kedai kopi pertamanya berlokasi di Menara Standard Chartered, Kuningan, Jakarta Selatan.
Alhasil pada awal pembukaannya, Kopi Kenangan berhasil menjual 700 gelas, Sob. Lambat laun jenama kopi ini semakin berkembang. Bahkan sekitar 60–70 persen penjualan mereka berasal dari aplikasi ojek online.
Sampai akhirnya, pada 2021 Kopi Kenangan menerima suntikan dana Seri C dari Tybourne Capital Management sebesar Rp1,38 triliun, Sob. Dari sini awal mereka mendapatkan status unicorn pertama di Asia Tenggara.
Bukan cuma berhasil membesarkan Kopi Kenangan, Edward Tirtanata dan James juga berhasil masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia Retail & E-Commerce Forbes pada 2019, loh.