Indonesia memiliki sejumlah nama dalang inspiratif yang sudah mendunia seperti Anom Suroto, Ki Manteb Soedharsono, Asep Sunandar Sunarya, dan Ki Nartosabdo. Kali ini ada satu dalang dari Indonesia yang cukup menyita perhatian dunia, nih. Namanya dalang Sigit Susanto.
Sigit Susanto adalah seorang dalang dari Indonesia, tepatnya dari Boja, Kendal, Jawa Tengah. Walaupun saat ini menetap di Steinhausen, Swiss, dia masih sering menerima tawaran pementasan wayang kulit di Eropa.
Suatu waktu, saat ditanya soal apa yang membuatnya menerima tawaran pentas wayang sebagai dalang, dia menjawab, kemungkinan besar faktornya karena Sigit adalah satu-satunya dalang yang pandai berbahasa Jerman. Pasalnya sejauh ini belum ada nama-nama dalang wayang kulit lainnya yang bisa menggunakan bahasa Jerman dengan fasih.
Sigit mengungkapkan, dia fasih berbahasa Jerman berkat pengalamannya menjadi seorang pemandu wisata di Bali. Seiring kefasihannya berbahasa, Sigit semakin percaya diri untuk berhadapan dengan masyarakat Eropa.
“Aku tujuh tahun sudah terbiasa ngomong bahasa Jerman dengan orang-orang Eropa yang berbahasa Jerman,” ujarnya.
Satu hal menarik dari Sigit ketika melakukan pementasan adalah dia hanya menggunakan peralatan wayang kulit seadanya. Misal, ketika ada sebuah pertunjukan, Sigit hanya memakai beberapa tokoh wayang. Setidaknya sesuai dengan tema lakon yang dimainkan.
Nggak cuma itu, ketika berlakon sebagai dalang pun Sigit hanya diiringi oleh satu orang pemain kendang, namanya Agung Irianto. Selebihnya, dirinya hanya mengandalkan musik pengiring dari kepingan compact disk gamelan palaran.
Profesinya sebagai dalang wayang kulit sudah ditekuni Sigit selama sembilan tahun. Namanya sering disebut sebagai dalang terlaris di Eropa, Sob. Bagaimana tidak? Tiap kali pertunjukan saja penontonnya selalu penuh, bahkan sampai kekurangan kursi.
Setiap sekali pementasan wayang kulit, Sigit bisa mendapatkan penghasilan 800 swiss Frank atau sekitar Rp8 juta setiap dua lakon.
“Misalnya lakon Ramayana dan Dewa Ruci, masing-masing berdurasi 20 menit,” katanya.
Selain itu, banyak penonton yang menikmati pertunjukannya. Menurut Linda, salah satu penonton yang mengenal wayang kulit di Indonesia, melihat bahwa pembawaan Sigit Susanto sebagai dalang mampu menciptakan suasana meriah dengan peralatan sederhana.