Bagi Sobat SJ yang bekerja sebagai pekerja kantoran, bersiap-siap akan bersaing dengan teknologi masa depan, yakni kecerdasan buatan. Pasalnya, baru-baru ini CEO IBM, Arvind Krishna memprediksi jika di masa depan teknologi kecerdasan buatan atau AI dapat menggantikan pekerja kantoran.
Hal ini Arvind Krishna ungkapkan dalam wawancara dengan Financial Times beberapa waktu lalu. Pasalnya, saat ini banyak kantor-kantor di negara maju telah menggunakan AI untuk berbagai sektor.
“Saya kira penggunaan kecerdasan buatan itu sudah ada di sini dan sekarang. Kita kekurangan pekerja di dunia nyata dan itu karena masalah demografi yang sedang dihadapi dunia,” ujar Krishna.
Saat ditanyakan apakah Krishna setuju dengan keberadaan kecerdasan buatan, ia pun menjawab sangat setuju, karena beberapa sektor diperlukan alat dengan teknologi canggih seperti AI.
“Jadi, mungkin kita bisa menemukan alat yang dapat menggantikan beberapa pekerja, dan saat ini merupakan hal yang bagus,” tambahnya.
Lalu, apa saja sektor yang dapat digantikan oleh kecerdasan buatan?
Dalam hal ini, Krishna menyebut pekerjaan-pekerjaan yang dapat digantikan oleh kecerdasan buatan, antara lain customer service, HRD, teller bank atau posisi yang berkaitan dengan keuangan, dan tenaga medis.
Pada sektor kesehatan, teknologi kecerdasan buatan di masa depan diprediksi mampu menemukan obat dan menyelesaikan masalah kimiawi. Sedangkan pada bidang personalia (HRD), kecerdasan buatan telah diujicoba dan mampu memlakukan 90 persen pemrosesan data yang dibutuhkan untuk merekrut, mempromosikan dan memindahkan karyawan, meskipun dalam penentuannya masih ditangani oleh manusia.
Teknologi kecerdasan buatan saat ini juga telah digunakan di bidang pelayanan pelanggan, seperti restoran cepat saji. Di mana sektor pelayanan di restoran mampu memangkas biaya yang membengkak jika menggunakan tenaga manusia.
Untuk mengikuti perkembangan teknologi terkini, IBM sendiri telah membuat komputer super yang ditenagai oleh AI bernama Vela. Penggunaannya sendiri masih terbatas, hanya terdapat di lingkungan IBM Research Community.
Sistem yang terdapat pada Vela berada di dalam IBM Cloud yang telah digunakan sejak Mei tahun lalu. IBM memilih sistem ini karena dapat memberikan fleksibilitas luar biasa untuk melakukan peningkatan yang dibutuhkan. Tujuan sistem tersebut bertujuan untuk mengembangkan serta melatih model AI skala besar.
Di sisi lain, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputasi dan Informasi di Rochester Institute of Technology, Pengcheng Shi juga setuju dengan pendapat CEO IBM. Di mana ia menyebut jika di beberapa negara maju pekerjaan kantoran bidang keuangan bisa terhapus akibat teknologi kecerdasan buatan.
“Orang-orang dipekerjakan dari perguruan tinggi dan bisa menghabiskan dua-tiga tahun untuk bekerja seperti robot dan melakukan pemodelan Excel. Itu semua bisa dilakukan oleh AI dan lebih cepat,” ujar Pengcheng Shi seperti dikutip CNN pada Rabu (22/2/2023).
Menurut Sobat SJ sendiri, apakah teknologi kecerdasan buatan dapat “mengancam” pekerja dan menambah jumlah pengangguran?