Sob, kamu pasti sudah dengarkan kabar prediksi cuaca buruk yang melanda Jabodetabok hingga awal tahun depan, kan? Nah, untuk mencegah cuaca ekstrem seperti hujan yang kerap menimbulkan permasalahan baru yaitu banjir, TNI AU telah melakukan upaya modifikasi cuaca dengan menerbangkan pesawat-pesawat miliknya untuk menabur garam di langit, lho.
Teknik modifikasi cuaca ini diketahui sebagai cara tradisional. Yups, menabur garam di langit efektif dalam menangkal hujan dan telah ada penjelasannya dalam ilmu sains. Cara ini bahkan sudah dikenal dengan istilah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), karena aktivitas modifikasi cuaca pada dasarnya merupakan suatu aplikasi yang memerlukan sentuhan teknologi dalam prosesnya. Misalnya dalam menentukan posisi awan target dan arah kekuatan angin yang berpengaruh pada pergerakan awan.
Kumpulan awan pembawa hujan atau bahkan berbentuk awan kumulonimbus raksasa yang hendak datang ke suatu wilayah biasanya akan diluruhkan terlebih dahulu, di laut misalnya. Dalam hal rekayasa di wilayah Jakarta, awan kumulonimbus tersebut akan diluruhkan ke laut bagian utara Jakarta.
Nah, ketika pesawat pembawa garam sudah mencapai atas laut, nantinya garam (garam dapur) akan ditebar sehingga awan berisi air bisa dilumpuhkan lebih cepat. Kenapa harus garam dapur? Karena garam dapur merupakan material hidrofilik yang senang mengumpulkan air. Garam dapur digiling halus sampai mirip tepung, dengan ukuran butiran sekitar 5 mikron.
Kemudian, garam tersebut dicampur bahan antigumpal sebanyak 0,5-3 persen, kemudian dibungkus rapat dalam plastik kedap udara. Satu kantong plastik menyimpan 10 kilogram tepung garam. Biasanya, satu satu pesawat Hercules milik TNI AU bisa memuat 4 ton tepung garam.
Nantinya, garam dapur tersebut akan mengikat air di awan dalam proses kondensasi. Butir-butir NaCl akan mengikat uap air dan akan mempercepat pembesaran butir-butir uap air melalui proses tumbukan dan penggabungan. Setelah 2 jam proses kondensasi selesai dan sebelum angin akan membawa awan tersebut ke Jabodetabek, maka hujan sudah jatuh lebih cepat di laut. Ketika sampai di perkotaan, intensitas hujan tidak terlalu lebat.
Oh, ya, cara modifikasi cuaca seperti ini nggak hanya untuk megurangi intensitas hujan ketika awan sudah sampai ke daratan, namun juga bisa menambahkan intensitas hujan kala musim kemarau. Bagaimana, sekarang kamu jadi paham ‘kan, Sob cara cegah hujan (lebat) dengan garam yang ditabur di langit alias teknik modifikasi cuaca?